Sumber: Global Times | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kapal perang Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) baru-baru ini melakukan latihan militer dengan skenario nyata di Laut China Selatan.
Angkatan Laut PLA baru-baru ini mengirim kelompok kapal perang yang terdiri dari Enshi, Yongzhou, dan Guangyuan ke Laut China Selatan untuk latihan ketahanan, intensitas tinggi, dan skenario nyata dengan berbagai subjek target, China National Radio (CNR) melaporkan pada Senin (7/12).
Laporan tersebut sehari setelah dua kapal perang dari Makin Island Amphibious Ready Group (ARG) Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengarungi Laut China Selatan pada Minggu (6/8).
Selama latihan, CNR menyebutkan seperti dikutip Global Times, ketiga kapal korvet PLA Type 056A itu berlatih bertahan dari serangan rudal dengan mendeteksinya, lalu menyebarkan asap dan meluncurkan suar.
Baca Juga: Bergolak lagi, dua kapal perang AS memasuki Laut China Selatan
Pelatihan penembakan senjata utama
Lalu, ketiga kapal korvet PLA Type 056A tersebut melakukan pelatihan penembakan senjata utama pada target kapal perang tiruan yang mendekat dengan kecepatan 44 knot.
Latihan militer itu tidak memiliki skenario yang telah ditentukan sebelumnya. Tapi, menguji dan mengoptimalkan taktik serta secara komprehensif mengasah kemampuan tempur pasukan, menurut CNR.
Sebelumnya, data pelacakan yang South China Sea Strategic Situation Probing Initiative (SCSPI), lembaga think thank berbasis di Beijing, rilis menunjukkan, dua kapal perang AS memasuki Laut China Selatan pada Minggu (6/12).
Kapal serbu amfibi USS Makin Island (LHD-8) masuk dari Utara Laut Filipina. Sementara kapal dok pengangkut amfibi USS Somerset (LPH-25) masuk dari Selatan Laut Filipina.
Baca Juga: Ramaikan Laut China Selatan, Inggris segera kirim kapal induk ke Jepang
Pergerakan kapal perang negeri uak Sam itu setelah Pentagon mengumumkan Penjabat Sementara Menteri Pertahanan Christopher Miller pada Sabtu (5/12) berangkat ke Indonesia, Filipina, dan Markas Komando Indo-Pasifik AS.
Menurut Li Jie, pakar angkatan laut yang berbasis di Beijing, Amerika Serikat saat ini bertujuan untuk menjaga postur pencegah militer terhadap China dalam 50 hari terakhir
"Amerika Serikat akan mempertahankan kehadiran militer di Laut China Selatan dan Selat Taiwan untuk waktu yang lama," kata Li kepada Global Times, Senin (7/12).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News