kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kepala BKF Sebut Ketegangan China-Taiwan Bisa Mengganggu Harga Komoditas Global


Selasa, 09 Agustus 2022 / 05:15 WIB
Kepala BKF Sebut Ketegangan China-Taiwan Bisa Mengganggu Harga Komoditas Global

Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik antara China dengan Taiwan makin memanas setelah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi berkunjung ke pulau tersebut pekan lalu. Ancaman geopolitik antara China dan Taiwan dikhawatirkan menimbulkan efek buruk utamanya ke Tanah Air.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, pemerintah akan terus memantau risiko dari  ketegangan politik dua negara tersebut, karena dikhawatirkan akan mendongkrak harga komoditas global, juga mengganggu pemulihan ekonomi di berbagai negara.

“Akan terus kita pantau (konflik China dan Taiwan) karena risikonya terhadap harga komoditas, dan terhadap pemulihan di beberapa negara. Kita lihat bagaimana Indonesia akan merespon,” tutur Febrio dalam agenda Tanya BKF: Capaian Perekonomian dan Mitigasi Risiko Global ke Depan, Senin (8/8).

Selain itu, Ia juga mengatakan, jika konflik dua negara tersebut makin memanas, dikhawatirkan akan juga mengganggu mobilitas perdagangan dan juga mobilitas investasi Indonesia.

Baca Juga: China-Taiwan Memanas, Airlangga: Kisah Klasik yang Belum Akan Pengaruhi Ekonomi RI

Meski begitu, Febrio bilang, sejauh ini dampak yang ditimbulkan dari ketegangan dua negara tersebut belum terlihat signifikan. Akan tetapi, pihaknya akan terus waspada, mengingat dampak dari ketegangan politik antara Rusia dan Ukraina sebelumnya cukup terasa.

“Apa yang terjadi di Ukraina sudah kita rasakan dan harus mengubah kebijakan perang di Ukraina. Tentunya kita bersama-sama berharap terjadi eskalasi baik di Ukraina maupun juga di kawasan Asia. Sehingga kita bisa melihat bahwa pertumbuhan ekonomi global maupun regional itu tetap bisa terjaga,” jelasnya.

Adapun, saat ini pihaknya akan mengedepankan diplomasi ekonomi dalam konteks geopolitik, khususnya untuk negara-negara miskin di kawasan Afrika yang sudah terdampak cukup tajam. Bahkan, lanjutnya, dalam forum Presidensi G20 pun sudah menyuarakan negara miskin agar bangkit dari krisis pangan dan mal nutrisi.

“Kita harapkan terjadi kondisi yang memadai di Asia, sehingga harapannya kondisi perekonomian global terus terjaga, dan kita akan waspada ke depannya,” imbuh Febrio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×