Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki awal November 2021, realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 bahkan belum sampai 3/4 dari pagu anggaran.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, hingga 5 November 2021 baru mencapai Rp 456,35 triliun atau 61,3% dari pagu Rp 744,7 triliun.
Dari realisasi klaster yang tercatat, serapan paling rendah adalah klaster dukungan UMKM dan Korporasi, yang tercatat Rp 63,45 triliun atau baru 39,1% dari pagu anggaran.
Dengan realisasi yang masih rendah tersebut, Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan Made Arya Wijaya mengatakan, serapan anggaran PEN klaster dukungan UMKM dan Korporasi tidak bisa 100% hingga akhir tahun.
“Kami memperkirakan sampai akhir tahun proyeksi serapannya sekitar 95%,” ucap Made kepada Kontan.co.id, Rabu (10/11).
Baca Juga: Ini penjelasan Misbakhun soal Kemenkeu utak-atik anggaran PEN untuk BUMN
Made bilang, terkait realisasi yang masih rendah dalam klaster tersebut karena ada beberapa item di dalam klaster yang baru akan direalisasi pada bulan November 2021 dan Desember 2021.
“Seperti contohnya subsidi bunga KUR dan non KUR, investasi pemerintah dalam bentuk pemberian Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada BUMN, dan pemberian Imbal Jasa Penjaminan (IJP),” jelasnya.
Sementara realisasi klaster PEN yang lain, realisasi tertinggi ada di klaster Insentif Usaha yang sebesar Rp 61,17 triliun atau sudah mencapai 97,4% dari pagu.
Kemudian disusul klaster Perlindungan Sosial yang tercatat Rp 132,49 triliun atau mencakup 72,4% dari pagu, klaster Program Prioritas sebesar Rp 72,59 triliun atau 61,6% pagu, serta klaster Kesehatan yang terealisasi Rp 126,55 triliun atau 58,9% pagu.
Made mengatakan, pemerintah terus melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala setiap minggu untuk melihat realisasi dan kebutuhan anggaran di masing-masing klaster.
Ia menyiratkan, dari hasil monitoring dan evaluasi ini, pemerintah bisa melakukan pergeseran anggaran antar klaster seperti yang dilakukan pada tahun 2020.
Baca Juga: Realisasi PEN baru 61,3% dari pagu anggaran, begini rinciannya
Namun, ia masih belum gamblang mengatakan apakah di tahun ini ada pergeseran anggaran mengingat ada klaster yang terealisasi cepat dan ada yang masih lambat.
Pun untuk tahun depan, pemerintah juga akan terus mengevaluasi mana program yang perlu dilanjutkan atau tidak.
“Di samping itu, kami akan melihat tren kasus Covid-19 di tahun 2022. Apakah tetap melandai dan terkendali sehingga pilihan program PEN bisa saja berbeda dengan tahun ini,” tandasnya.
Selanjutnya: Kasus Covid-19 terkendali, saham bank lapis dua ini masih layak dikoleksi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News