Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menegaskan pelarangan ekspor konsentrat tembaga tetap berpegang pada amanat di dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (minerba) dan timeline utama pembangunan smelter.
“Kita pegang timeline utama sebelum jatuh (tempo) kan ada pengajuan ini itu, kita akan lihat,” jelasnya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (23/12).
Pihak Kementerian ESDM akan melihat kembali apakah dalam prosesnya pembangunan smelter mengalami gangguan-gangguan besar misalnya saja pandemi Covid-19.
“Kalau ada itu kita juga perhatiin, nanti lihat waktu (delay-nya) berapa pasnya,” ujarnya.
Baca Juga: Penyerapan Bijih Bauksit di Dalam Negeri Akan Meningkat Tahun Depan
Melansir catatan Kontan.co.id, konsentrat tembaga Indonesia masih dominan untuk pasar ekspor. Misalnya saja PT Freeport Indonesia yang memproduksi 3,1 juta ton konsentrat tembaga di 2022 di mana sekitar 1 juta ton atau 40% untuk kebutuhan dalam negeri. Sisanya, 2,1 juta ton atau 60% masih diekspor.
Adapun untuk menyerap seluruh produksi konsentrat tembaganya, Freeport Indonesia melalui PT Smelting hendak meningkatkan kapasitas smelter tembaga di Gresik, Jawa Timur. Saat ini PT Smelting mampu memurnikan dan mengolah 1 juta ton konsentrat tembaga untuk menghasilkan 300.000 ton katoda tembaga per tahun. Rencananya, PT Smelting akan menambah kapasitas smelter tersebut sebesar 30% menjadi 330.000 ton per tahun.
Namun itu saja belum cukup untuk menyerap seluruh konsetrat tembaganya ke dalam negeri. Saat ini Freeport Indonesia dalam proses membangun smelter Manyar di JIIPE dengan kapasitas 2 juta ton katoda tembaga pertahun yang ditargetkan selesai pada Desember 2024. Hingga bulan Oktober 2022 progres smelter Freeport Indonesia hampir mencapai 45,5%.
Arifin mengungkapkan, Freeport Indonesia akan segera memiliki dua smelter, di mana satu sudah dibangun tetapi ada bottleneck (belum bisa bekerja secara optimal).
“Yang eksisting akan dinaikin sehingga bisa menyerap lebih banyak, itu kelar earlier,” jelasnya.
Arifin menyatakan, kenaikan kapasitas di PT Smelting akan selesai di pertengahan tahun depan. “Di 2023, ya sepertinya di pertengahan tahun lah,” ujarnya.
Sebelumnya, VP Corporate Communication PT Freeport Indonesia, Riza Pratama menyatakan, sesuai dengan kurva-S penyelesaian konstruksi smelter yang saat ini disepakati dan digunakan oleh PTFI dan Pemerintah, ditargetkan konstruksi smelter akan selesai pada akhir Desember 2023.
Baca Juga: Harga Komoditas Logam Industri Akan Terpuruk, Jika Resesi Ekonomi AS Nyata Terjadi
Kemudian, aktivitas pembangunan dilanjutkan dengan pre-commissioning dan commissioning sehingga smelter baru akan di-start up pada bulan Mei 2024. Selanjutnya ramp up operasi akan berlanjut dan diharapkan mencapai operasi komersial penuh pada bulan Desember 2024.
“Kurva-S penyelesaian pembangunan smelter PTFI telah meng-incorporate dampak pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal 2020 hingga sejauh ini. Kurva-S tersebut juga masih memenuhi mandat waktu penyelesaian pembangunan smelter yang diamanatkan oleh IUPK PTFI,” ujar Riza beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News