Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan kebutuhan BBM selama Bulan Ramadan dan Idul Fitri cukup. Hal ini disampaikan Menteri ESDM Arifin Tasrif disela kunjungannya ke sejumlah SPBU di Kalimantan Selatan bersama Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati.
"Kita mengantisipasi permintaan yang meningkat karena kegiatan ekonomi yang juga meningkat. Insyaallah untuk bulan Ramadan dan Idul Fitri juga cukup. Bahkan kalau diperlukan ditambah 10%," kata Arifin dikutip dari keterangan resmi, Kamis (7/4).
Di sisi lain, Arifin menegaskan, konsumsi BBM Solar bersubsidi harus diarahkan tepat sasaran. Untuk itu, ke depannya kendaraan-kendaraan yang berhak yang bakal diprioritaskan. Arifin menyoroti pula soal tren peralihan konsumsi yang terjadi belakangan ini. Disparitas harga diakui jadi salah satu penyebab masyarakat beralih ke BBM bersubsidi.
Baca Juga: Pertamina Proyeksikan Konsumsi Pertalite Naik, Sedangkan Pertamax Turun saat Ramadan
"Bandingkan saja Pertamina Dex (non-subsidi) dengan Biosolar (bersubsidi) sekarang bedanya sekitar Rp. 8.000 per liter. Cukup jauh bedanya. Akibatnya masyarakat yang seharusnya dapat (BBM subsidi) malah tidak kebagian," jelasnya.
Salah satu faktor, sambung Arifin, yang membentuk adanya disparitas harga adalah gangguan suplai minyak global akibat konflik geopolitik Rusia dengan Ukraina sehingga harga minyak dunia melambung tinggi. "Minyak-minyak Rusia diembargo tidak boleh keluar akibatnya terjadi ketidakseimbangan suplai sehingga harga minyak dunia tinggi dan susah didapat," urai Arifin.
Menurut Arifin, harga BBM di Indonesia merupakan salah satu yang termurah dibandingkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. "(Harga BBM) Negara ASEAN, tinggi-tinggi, bisa dua sampai tiga kali lipat," tegas Arifin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News