kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.453.000   22.000   0,90%
  • USD/IDR 16.663   -15,00   -0,09%
  • IDX 8.660   40,02   0,46%
  • KOMPAS100 1.192   10,20   0,86%
  • LQ45 848   1,27   0,15%
  • ISSI 313   2,80   0,90%
  • IDX30 434   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 501   -0,35   -0,07%
  • IDX80 134   1,11   0,84%
  • IDXV30 138   1,59   1,16%
  • IDXQ30 138   -0,09   -0,07%

Kemenkeu Menimbang Dampak THR dan Larangan Ekspor CPO pada Target Pertumbuhan Ekonomi


Kamis, 12 Mei 2022 / 06:20 WIB
Kemenkeu Menimbang Dampak THR dan Larangan Ekspor CPO pada Target Pertumbuhan Ekonomi

Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi di Kuartal II-2022. Ia bilang, Kementerian Keuangan masih akan mengalibrasi lagi karena ada faktor musiman seperti puasa dan hari raya Idul Fitri. Namun dirinya mengaku masih akan menjaga di dalam range 4,5% hingga 5,2%.

“Inflasi sekarang sudah 3,5%, tahun lalu sangat rendah. Jadi ini semuanya akan saling mempengaruhi. Namun ekspor kita masih kuat yaitu tumbuh 16% dan saya yakin di kuartal II tumbuhnya juga sangat tinggi,” kata Sri Mulyani dalam Program B-Talk yang ditayangkan Kompas TV, Selasa (10/5).

Selain itu, adanya larangan ekspor untuk CPO menurutnya juga akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2022. Sehingga dirinya mengatakan bahwa masih ada beberapa faktor yang harus dilihat agar mendapatkan estimasi yang sangat akurat mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomdi di kuartal II tahun ini.

Baca Juga: Genjot Pemulihan Ekonomi, Sri Mulyani Dorong Investasi dari Swasta dan BUMN

Sri Mulyani menambahkan, jika melihat contoh kasus seperti di Sri Lanka yang saat ini mengatasi krisis politik luar biasa, Indonesia masih mendapatkan windfall profit APBN dari berbagai kenaikan komoditas.

“Coba bandingkan dengan negara lain seperti Sri Lanka. Itu situasinya jauh sangat menekan karena mereka tidak punya penerimaan, eskpornya berhenti dan masyarakatnya permintaannya tidak melonjak tinggo. Situasi ini jauh lebih pelik,” katanya.

Ia mengatakan, Indonesia paling tidak pemulihan ekonominya bagus, komoditasnya bagus serta ekspornya bagus sehingga yang bagus ini bisa digunakan untuk memperbaiki yang belum cukup bagus, seperti konsumsi dan investasi.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Windfall Profit APBN Dijadikan Bantalan Subsidi

Sehingga hal ini, apabila dua faktor tersebut yaitu belanja negara (konsumsi) dan investasi menjadi lebih baik, maka motor pertumbuhan ekonomi akan menjadi lebih merata.

“Kalau ini kemudian dua faktor tersebut menjadi lebih baik, maka kita melihat motor pertumbuhan ekonomi menjadi lebih merata,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

×