Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 mulai mencatat defisit.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit APBN 2022 sebesar Rp 464,3 triliun atau sebesar 2,38% dari produk domestik bruto (PDB).
Sri Mulyani mengatakan, pelaksanaan APBN 2022 tersebut menunjukkan kinerja positif dengan defisit di bawah 3% PDB dan tetap memaksimalkan fungsi shock absorber dalam meredam gejolak perekonomian global.
Baca Juga: Begini Jurus Sri Mulyani Hadapi Risiko Pembiayaan pada Tahun Depan
Dihubungi terpisah, Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Astera Primanto Bhakti mengatakan kepada Kontan.co.id , Selasa (3/1), Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) 2022 ini nilainya mencapai Rp 119,2 triliun.
Oleh karena itu, Sri Mulyani bilang, SiLPA tahun 2022 akan dioptimalkan untuk antisipasi kebutuhan pembiayaan ke depan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
"Kita masih memiliki SiLPA yang nanti akan optimalkan di dalam memasuki tahun 2023," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Selasa (3/1).
Selain itu, kinerja APBN 2022 juga akan menjadi modal positif untuk mengawali tahun 2023.
Baca Juga: Ada Risiko Pembiayaan pada Tahun 2023, Begini Langkah Sri Mulyani
Optimisme tersebut tetap harus diikuti kewaspadaan terhadap risiko global di tahun 2023, seperti penurunan harga komoditas, pelemahan ekonomi global serta volatilitas pasar keuangan.
"Kita akan terus menjaga APBN keuangan negara sebagai instrumen yang kredibel, efektif dan tentu sehat dan sustainable," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News