kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemenhub: Sekarang Industri Penerbangan Kembali Menggeliat


Rabu, 21 September 2022 / 08:05 WIB
Kemenhub: Sekarang Industri Penerbangan Kembali Menggeliat

Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, menilai industri penerbangan mulai bangkit kembali setelah terdampak cukup signifikan akibat pandemi Covid-19.

Berdasarkan data industri penerbangan global oleh International Air Transport Association (IATA), momentum pemulihan lalu lintas penerbangan global mulai menguat.

Pada Juni 2022, lalu lintas penerbangan domestik maupun internasional sudah mencapai rata-rata 70% jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi (tahun 2019). Dengan rincian, lalu lintas penerbangan domestik mencapai 81% dan lalu lintas penerbangan internasional mencapai 65%.

“Kita ketahui, pandemi membuat pergerakan pesawat, jumlah penumpang dan kargo di semua bandara mengalami penurunan yang signifikan. Sekarang industri penerbangan kembali menggeliat," ujar Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nur Isnin Istiartono dalam keterangan tertulis, Selasa (20/9).

Baca Juga: Transcoal Pacific (TCPI) akan Tambah 4 Armada Kapal Milik Sendiri pada 2022

Menurutnya, penurunan berlangsung sejalan dengan pengetatan mobilitas pergerakan orang, untuk menjaga protokol kesehatan. Situasi dan kondisi pandemi inilah yang menyebabkan sejumlah maskapai penerbangan mengurangi armada dan menutup rute-rute yang tidak padat, untuk mengurangi biaya operasional.

Sebagai contoh Bandara Kertajati, sebelum pandemi sudah ada penerbangan. Namun sejak pandemi, penerbangan komersial penumpang di bandara ini secara bertahap berkurang, dan saat ini melayani penerbangan untuk kargo.

“Mulai November nanti, Bandara Kertajati bersiap melayani penerbangan komersial dan rencananya akan digunakan juga untuk melayani penerbangan umroh,” ujar Nur Isnin.

Tentunya Ditjen Perhubungan Udara akan terus mengupayakan agar para maskapai, kembali membuka rute-rute penerbangan untuk melayani penumpang dari dan menuju Kertajati.

Apalagi dengan adanya rencana operasional jalan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) pada bulan Oktober 2022, akan sangat membantu pemulihan lebih cepat di Bandara Kertajati. Jalan tol memungkinkan perjalanan dari Bandung ke Kertajati hanya dalam satu jam saja.

Lain halnya dengan Bandara Halim Perdanakusuma. Menurut Isnin penutupan sementara Bandara Halim pada Maret - Agustus 2022, dilakukan untuk keperluan revitalisasi bandara untuk menjaga keselamatan penerbangan. Selain itu, Bandara Halim juga dipersiapkan untuk pelayanan event Presidensi G20 Indonesia.

Sementara itu beberapa bandara kecil di Pulau Jawa juga mulai pulih. Sepertinya halnya Bandara Ngloram di Blora, Bandara Jenderal Soedirman di Purbalingga dan Bandara Wiriadinata di Tasikmalaya.

Sebelum terjadinya pandemi dan sebelum Bandara Halim direvitalisasi, bandara-bandara ini sudah beroperasi dan melayani rute penerbangan.

Baca Juga: Ini Penyebab Masih Tingginya Biaya Logistik di Indonesia

“Dengan adanya penutupan sementara Bandara Halim ini, tentunya berdampak kepada sejumlah rute penerbangan pesawat propeller dari Halim menuju bandara-bandara lainnya seperti Ngloram, JB. Soedirman dan Wiriadinata,” kata Nur Isnin.

Setelah revitalisasi selesai pada awal September 2022, Bandara Halim sudah dibuka kembali.

“Ini menjadi awal yang baik, sehingga rute-rute penerbangan dari Halim bisa kembali dibuka,” ucap Isnin.

Seiring dengan pemulihan masa pandemi, menurut Nur Isnin memang perlu waktu untuk kembali pada kondisi sebelum pandemi. Apalagi saat ini jumlah pesawat masih sangat terbatas untuk melayani masyarakat di seluruh Indonesia.

“Dibanding sebelum pandemi, jumlah pesawat kita yang siap beroperasi, tinggal 55% sampai dengan 60 % dari jumlah sebelum pandemi tahun 2019. Semoga sampai akhir tahun sudah ada peningkatan jumlah armada secara signifikan,” ucap Nur Isnin.

Perlu diketahui juga, bandara seperti halnya infrastruktur transportasi yang lain, tidak bisa langsung melahirkan trafik dan mobilitas dalam jangka waktu pendek.

“Manfaat kehadiran bandara akan terasa ketika dalam jangka menengah dan jangka panjang, pada saat mobilitas masyarakat makin tinggi dan butuh pilihan transportasi yang cepat dan aman,” kata Nur Isnin.

Kendati demikian, Dia yakin bahwa dengan kerja sama dan kolaborasi yang baik antar Kementerian/Lembaga terkait, dan melibatkan pemerintah daerah serta stakeholder penerbangan, upaya pemulihan ini akan berjalan dengan baik.

“Kita terus berusaha melakukan pemulihan agar sektor penerbangan kembali menggeliat, bandara kembali ramai dan banyak rute penerbangan yang dibuka kembali, mari bersama-sama kita wujudkan,” ujar Nur Isnin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×