kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kembangkan Bisnis Masa Depan, Exploitasi Energi Indonesia (CNKO) Melirik Potensi EBT


Rabu, 12 Januari 2022 / 08:05 WIB
Kembangkan Bisnis Masa Depan, Exploitasi Energi Indonesia (CNKO) Melirik Potensi EBT

Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) mulai melirik potensi bisnis pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) untuk pengembangan bisnis di masa yang akan datang. 

Direktur Exploitasi Energi Indonesia, Sudarwanta melihat ke depannya pembangkit EBT memiliki potensi dan prospek yang positif. Dia menjelaskan, sampai dengan 2021 bauran EBT di Indonesia belum mencapai 15% sedangkan pada 2025 mendatang, bauran EBT harus sudah mencapai 23%.  

"Sehingga kami melihat ini sangat prospektif untuk ke depan  khususnya EBT dan sebenarnya di sini potensinya juga dari alam kita sendiri sangat bagus, terutama untuk hidro," ujarnya dalam paparan publik di Jakarta, Selasa (11/1). 

Selain karena prospek yang menarik, manajemen CNKO juga  merasakan bahwa saat ini pembangunan PLTU batubara sudah sangat terbatas utamanya dari sisi pembiayaan. Sudarwanta mengatakan, dari dunia perbankan sudah sangat sulit membiayai proyek energi fosil sehingga strategi ke depan tentu pengembangan EBT baik untuk tenaga surya, air, dan angin. 

"Namun semua itu tentu diperlukan feasibility studies (FS) terlebih dahulu, cek lokasi yang benefit ke arah sana," ujarnya. 

Baca Juga: Exploitasi Energi Indonesia (CNKO) Fokus Jual Batubara ke PLN

Direktur Exploitasi Energi Indonesia, Erry Indriyana menambahkan, ke depannya pemerintah akan mengurangi pengoperasian atau memensiunkan PLTU bertenaga batubara karena dorongan masalah lingkungan.

Erry bilang, berdasarkan RUPTL yang sudah disampaikan, pembangkit EBT yang paling reasonable adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik bertenaga Mikro-Hidro (PLTMH). 

"Secara khusus, kami mempersiapkan untuk ke arah sana, yakni mulai menggantikan PLTU batubara ke arah yang lebih bersih. Tetapi kami juga masih menunggu kebijakan terutama dibukanya tender," jelasnya dalam kesempatan yang sama. 

Erry mengungkapkan, selain dari sisi kebijakan dan tender, CNKO juga harus mempertimbangkan dari sisi kelayakan hasil feasibity studies (FS). 

Kendati sudah melirik pembangkit EBT, Erry menegaskan, saat ini pihaknya masih melihat pemensiunan PLTU batubara tidak dilakukan dalam jangka waktu yang cepat  terutama menimbang dari sisi sumber EBT apa yang paling feasible, investasi yang cukup besar dan lahan yang harus dipersiapkan. 

 

Di sisi lain, saat ini hingga beberapa tahun mendatang,  pengoperasian PLTU juga masih cukup besar kapasitasnya sehingga batubara masih sangat kebutuhan. Maka dari itu, Exploitasi Energi Indonesia terus berkomitmen memenuhi kebutuhan batubara ke PLTU milik PLN. 

Sampai dengan 2020, CNKO memasok batubara ke sejumlah Pembangkit bertenaga batubara yakni 5 PLTU PLN dan satu PLTU milik swasta. Adapun perincian kliennya saat ini adalah PLTU Suralaya Baru di Jawa Barat, PLTU Labuan di Jawa Barat, PLTU Teluk Naga di Jawa Barat, PLTU Indramayu di Jawa Barat, PLTU Rembang di Jawa Tengah, dan PLTU Adipala Cilacap di Jawa Tengah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×