kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kebutuhan Semakin Meningkat, Bisnis Pengolahan Air Bersih Menggiurkan


Rabu, 11 Januari 2023 / 07:45 WIB
Kebutuhan Semakin Meningkat, Bisnis Pengolahan Air Bersih Menggiurkan

Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pengolahan air bersih tampak menggiurkan seiring tingkat kebutuhannya yang semakin besar. Sejumlah perusahaan pun mulai berkecimpung dalam sektor bisnis tersebut.

Yang terbaru, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) disebut-sebut bakal masuk ke bisnis pengolahan air bersih melalui akuisisi cucu usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), yaitu PT Krakatau Tirta Industri (KTI).

Manajemen TPIA belum bisa buka-bukaan terkait rencana pengembangan bisnis pengolahan air bersih pada masa mendatang. Walau begitu, TPIA menilai bahwa pengolahan air bersih memiliki prospek yang positif bagi berbagai sektor industri yang membutuhkannya.

“Keberadaan air bersih sangat penting untuk menunjang operasional pabrik-pabrik,” kata Direktur Chandra Asri Petrochemical Suryandi, Jumat (6/1) lalu.

Baca Juga: Emiten Ekspansif di Tahun Kelinci Air

TPIA sendiri tidak hanya mengakuisisi KTI, melainkan juga cucu usaha KRAS lainnya yaitu PT Krakatau Daya Listrik (KDL). Proses akuisisi atau Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (Conditional Share Sale and Purchase Agreement/CSPA) yang dilakukan TPIA terhadap KDL dan KTI belum usai. Ini mengingat masih ada tahap condition precedent, atau kondisi untuk menyelesaikan perjanjian, yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak.

“Harapannya akhir bulan ini, condition precedent tersebut sudah bisa diselesaikan,” imbuh Suryandi.

Sebagai informasi, pada 30 Desember 2022 lalu, TPIA menandatangani CSPA dengan PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) yang membawahi KDL dan KTI. Usai penandatanganan CSPA, TPIA dan KSI juga meneken perjanjian Shareholders Agreement (SHA) pada 3 Januari 2023.

Dalam CSPA tersebut disepakati rencana pembelian saham KSI di KDL oleh TPIA sebesar 70% dan saham KSI di KTI sebesar 49% dengan nilai total Rp 3,24 triliun.

Sementara itu, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga telah mengembangkan pilar Adaro Water untuk memperluas investasi di sektor pengolahan air bersih dan sanitasi lewat PT Adaro Tirta Mandiri.

Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira menyampaikan, pengembangan bisnis pengolahan air bersih dilakukan Grup Adaro untuk mendukung inisiatif Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan akses air bersih di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Tren Harga Batubara Masih Tetap Hot, Saham Emiten Penambang Kian Melambung

Hingga akhir 2022, Adaro Tirta Mandiri serta anak-anak usahanya memiliki dan mengoperasikan fasilitas Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, di Kota Sampit, Kalimantan Tengah, di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, dan di Kota Dumai, Riau.

Selain itu, Adaro Tirta Mandiri juga menyelesaikan pembangunan Instalasai Pengolahan Air Minum (IPAM) di Wilayah Pelayanan Kota Medan dengan kapasitas 500 liter per detik serta IPAM Sukatani berkapasitas 200 liter per detik di Kabupaten Bekasi.

Memasuki tahun 2023, Adaro Tirta Mandiri bakal menyelesaikan beberapa proyek infrastruktur pengolahan air dan lumpur di internal Grup Adaro. “Hal ini sebagai perwujudan program Grow Bigger dan Greener Adaro,” tukas Febriati, Minggu (8/1).

Adaro juga tetap melakukan ekspansi eksternal di sektor pengolahan air bersih meski tidak disebut besaran investasinya. Ekspansi tersebut meliputi pengembangan IPAM, Instalasi Pengolahan Air Limbah, hingga pengelolaan penurunan tingkat kehilangan air atau manajemen non-revenue water (NRW).

Dalam berita sebelumnya, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) ikut mengembangkan bisnis pengolahan air bersih.

Sejauh ini, META telah mengoperasikan tiga instalasi pengolahan air bersih atau water treatment plant (WTP) dengan total kapasitas 2.025 liter per detik. Bisnis ini dijalankan melalui PT Sarana Catur Tirta Kelola (SCTK) yang terletak di Serang, Banten, PT Dain Celicani Cemerlang (DCC) di Medan, Sumatera Utara, dan PT Tirta Kencana Cahaya Mandiri (TKCM) di Cikokol, Tangerang, Banten.

Baca Juga: Penjualan Emas Aneka Tambang (ANTM) Pecah Rekor Lagi di 2022

Air bersih yang dihasilkan ketiga WTP tersebut kemudian disalurkan melalui Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) setempat untuk memenuhi kebutuhan industri dan perumahan.

Selain itu, META juga tengah melakukan beberapa kajian pra studi kelayakan untuk proyek pengolahan air bersih di Manado dan Bitung. Perusahaan ini juga sudah memasuki tahap final pada proyek terkait air bersih yang akan melayani beberapa wilayah dan kawasan industri di Indonesia.

Tak ketinggalan, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) juga menggarap proyek terkait pengolahan air bersih. Sejak pertengahan Juni tahun lalu, PTPP melalui anak dan cucu usahanya yaitu PT PP Infrastruktur (PP Infra) dan PT PP Tirta Tanah Merah mengembangkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Tanah Merah yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat.

Proyek ini merupakan kerja sama Bangun-Guna-Serah (BOT) antara PP Tirta Tanah Merah sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP) dengan PDAM Tirta Bhagasasi Kabupaten Bekasi. Kerja sama ini dalam rangka peningkatan penyediaan air minum dengan kapasitas 200 liter per detik. SPAM tersebut diharapkan dapat selesai dibangun dan mengalirkan air minum kepada masyarakat sekitar pada 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×