kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi temui PM Australia, ini yang dibahas


Minggu, 31 Oktober 2021 / 08:05 WIB
Jokowi temui PM Australia, ini yang dibahas

Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - ROMA. Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan bilateral bersama Perdana Menteri (PM) Australia, Scott Morrison. Pertemuan tersebut berlangsung di Hotel Splendide Royal. 

Kedua pemimpin membahas tiga hal utama, mulai dari vaksinasi, pemulihan ekonomi, hingga isu perubahan iklim.

"Untuk hubungan bilateral saya senang melihat kemajuan yang terus terjadi. Pertama, saya sampaikan apresiasi atas dukungan vaksin Australia untuk Indonesia, 1,2 juta dosis vaksin telah tiba minggu lalu dan kami sambut baik rencana kedatangan 10,5 juta dosis vaksin," ujar Jokowi dalam keterangan pers, Sabtu (30/10).

Menurut Jokowi, saat ini kondisi Covid-19 ini sudah sangat membaik. Positivity rate di Indonesia sudah mencapai di bawah 1% dan lebih 185 juta vaksin telah disuntikkan. "Tidak kalah pentingnya protokol kesehatan masih terus kita jaga," imbuhnya.

Baca Juga: Percepatan vaksinasi dosis kedua jadi kunci tekan penyebaran Covid-19

Tren penanganan Covid-19 yang telah membaik tersebut membuka ruang bagi kedua negara untuk mulai memikirkan pemulihan ekonomi. Pemulihan itu termasuk pada sektor pariwisata.

Jokowi mengusulkan pembentukan vaccinated travel lane (VTL) Indonesia dan Australia. Kerja sama tersebut juga termasuk saling pengakuan sertifikat vaksin.

"Saya paham dua Menteri Luar Negeri sudah mulai mengomunikasikan kemungkinan kerja sama itu. Mudah-mudahan VTL dan pengakuan sertifikat vaksin dapat segera diselesaikan. Saya yakin ini akan mendorong percepatan pemulihan ekonomi, tentu dengan aman," jelasnya.

Ketiga, Presiden Jokowi ingin agar Indonesia-Australia dapat terus melakukan kerja sama pembangunan ekonomi hijau dan transisi energi. Jokowi bilang isu teknologi dengan harga terjangkau dan investasi memegang peran penting bagi keberhasilan transformasi ekonomi.

"Oleh karena itu, saya sambut baik Joint Statement on Cooperation on the Green Economy and Energy Transition. Kerja sama yang termuat dalam joint statement ini sejalan dengan semangat presidensi G20 Indonesia di tahun 2022," ungkapnya.

Baca Juga: Terbang ke-3 negara, Jokowi hadiri KTT G20 hingga konferensi perubahan iklim

Di masa presidensi Indonesia, Jokowi ingin mendorong sejumlah kerja sama konkret di beberapa sektor utama yakni digital, transisi energi, dan inklusi keuangan. Di sektor digital, Jokowi ingin memastikan transisi digital yang inklusif bagi pertumbuhan dan pembangunan.

Di sektor transisi energi, G20 harus dapat memastikan ketersediaan teknologi rendah karbon dengan harga terjangkau sehingga transisi energi dapat dilakukan oleh semua negara. Sementara di sektor inklusi keuangan, secara khusus Kepala Negara Republik Indonesia itu menekankan soal UMKM dan perempuan.

"Saya harap dukungan kuat Australia bagi ketiga usulan Indonesia tersebut. Saya juga berharap untuk dapat menyambut Yang Mulia secara pribadi tahun depan saat KTT kami di Bali, tanggal 30-31 Oktober 2022," tandasnya.

Turut hadir mendampingi Presiden dalam pertemuan bilateral tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Selanjutnya: Presiden Jokowi beberkan langkah-langkah pemulihan ekonomi di KTT IMT-GT

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×