kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi sebut tingginya importasi bahan baku farmasi sebabkan pemborosan devisa


Kamis, 05 November 2020 / 17:50 WIB
Jokowi sebut tingginya importasi bahan baku farmasi sebabkan pemborosan devisa

Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo mendorong kemandirian industri farmasi nasional. Hal itu disampaikan oleh Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). 

Langkah yang diambil termasuk lewat reformasi sistem kesehatan nasional secara besar-besaran. "Kita tahu bahwa sekitar 90% obat dan bahan baku obat masih mengandalkan impor," ujar Jokowi, Kamis (5/11).

Jokowi bilang kondisi tersebut menyebabkan pemborosan devisa negara serta menambah defisit perdagangan. Selain itu impor bahan baku obat juga menyebabkan industri farmasi Indonesia tidak berkembang.

Baca Juga: Kuartal IV-2020, Satgas PEN pacu serapan anggaran hingga Rp 100 triliun

Kemandirian industri farmasi dan alat kesehatan akan menjadi prioritas Jokowi ke depan. Hal itu sebagai dampak dari pandemi virus corona (Covid-19) yang memperlihatkan ketergantungan.

Jokowi bilang pandemi telah membangkitkan rasa krisis dalam dunia farmasi untuk memacu kegiatan riset, mengembangkan inovasi-inovasi, merevitalisasi industri bahan baku obat di dalam negeri, hingga memperkuat struktur manufaktur industri farmasi nasional. "Kekayaan keragaman hayati Indonesia harus dijadikan modal dasar dalam kebangkitan industri obat dalam negeri," terang Jokowi.

Keragaman hayati harus dimanfaatkan untuk memperkuat ketahanan masyarakat di bidang kesehatan. Obat fitofarmaka juga perlu difasilitasi untuk melewati uji klinis dan standardisasi sehingga menjadi pilihan pengobatan promotif dan preventif.

Selanjutnya: Indonesia siap menjadi tuan rumah Olimpiade Tahun 2032

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×