kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,63   4,30   0.48%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jadi yang pertama, Pfizer ajukan izin penggunaan darurat vaksin corona di India


Senin, 07 Desember 2020 / 20:40 WIB
Jadi yang pertama, Pfizer ajukan izin penggunaan darurat vaksin corona di India

Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Pfizer telah mengajukan izin penggunaan darurat vaksin virus corona baru di India, yang pertama melakukannya di negara dengan jumlah kasus Covid-19 kedua terbanyak di dunia itu.

Perusahaan obat AS, yang vaksinnya baru-baru ini mendapat persetujuan di Inggris, mengajukan izin darurat kepada otoritas India pada Sabtu (5/12), VK Paul, Penasihat Pemerintah India untuk Covid-19, mengatakan.

"Kami menyambut keinginan dari Pfizer untuk meminta izin darurat di negara kami," kata Paul kepada NDTV, Senin (7/12), seperti dikutip Reuters.

Regulator obat India biasanya membutuhkan waktu hingga 90 hari untuk memutuskan sebuah pengajuan izin. Tapi, menurut Paul, keputusan tentang vaksin Pfizer bisa datang jauh lebih cepat dari itu.

Baca Juga: Produsen vaksin terbesar India ajukan penggunaan darurat vaksin Covid-19 AstraZeneca

Kementerian Kesehatan India tidak menanggapi permintaan pernyataan dari Reuters. Sementara pejabat Pfizer di India tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Paul mengatakan pada November lalu, vaksin virus corona yang dikembangkan oleh Pfizer dan saingannya Moderna mungkin tidak akan tersedia di India dalam jumlah besar dalam waktu dekat.

India berharap lima vaksin yang diuji secara lokal, termasuk yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford, akan membantunya mengendalikan virus corona.

Vaksin Pfizer perlu disimpan pada suhu minus 70 derajat Celcius atau di bawahnya. Suhu, yang menurut pakar industri, akan sulit dijaga oleh banyak fasilitas penyimpanan dingin di India.

India telah melaporkan lebih dari 9,57 juta kasus virus corona, tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat, dengan hampir 140.000 kematian.

Selanjutnya: Bukan Covid-19, penyakit misterius di India sebabkan ratusan orang dirawat di RS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

×