kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Insentif PPnBM dinilai bisa lebih efektif jika target sasarannya diperluas


Rabu, 17 Februari 2021 / 10:30 WIB
Insentif PPnBM dinilai bisa lebih efektif jika target sasarannya diperluas

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana memberikan insentif relaksasi pajak penjualan barang mewah (PPnBM) untuk kendaraan bermotor pada segmen kendaraan dengan cc di bawah 1500, yaitu untuk kategori sedan dan 4x2. Meski begitu, efektivitas penerapan insentif tersebut dalam menggairahkan pasar otomotif mendapat sorotan.

Pengamat Otomotif Bebin Djuana menilai, dampak pemberian insentif PPnBM untuk kendaraan bermotor pada segmen kendaraan dengan cc < 1500, yaitu untuk kategori sedan dan 4x2 bisa jadi memiliki dampak yang tidak terlalu signifikan.

Menurutnya, kendaraan dengan spesifikasi cc di bawah 1500, yaitu kategori sedan dan 4x2 didominasi oleh kendaraan di rentang harga di bawah Rp 300 juta. Ceruk pasar untuk kendaraan pada rentang harga tersebut, kata Bebin, didominasi oleh kelompok konsumen yang terkena imbas negatif efek gulir pandemi Covid-19.

Makanya, Bebin menilai bahwa dampak pemberian insentif untuk segmen kendaraan tersebut bisa jadi tidak terlalu signifikan. Pemberian insentif PPnBM menurut Bebin akan lebih efektif apabila menyasar segmen kendaraan yang lebih luas dengan rentang harga yang lebih tinggi.

“Kalau  (kriterianya) dilonggarkan, misalnya boleh menjangkau kendaraan yang nilainya sampai dengan Rp 500 juta. Ini kan kelas medium yang masih punya daya beli,” kata Bebin kepada Kontan.co.id, Selasa (16/2).

Baca Juga: Suzuki: insentif PPnBM bisa bantu tingkatkan penjualan mobil

Sedikit informasi, pemberian insentif PPnBM akan berlangsung selama 9 bulan. Pemberian insentif akan terbagi ke dalam 3 tahap, masing-masing tahapannya akan berlangsung selama 3 bulan. Adapun besaran insentif yang diberikan mencapai 100% pada tahap pertama, 50% pada tahap kedua, dan 25% di tahap ketiga. 

Dengan adanya insentif tersebut, harga mobil-mobil yang masuk kriteria sasaran insentif, baik mobil asal pabrikan Jepang, China, ataupun Korea berpeluang mengalami penurunan. Meski begitu, Bebin memperkirakan bahwa penerapan insentif tidak serta mengubah konfigurasi penguasaan pangsa pasar mobil di pasar domestik.

Bebin menilai, mobil-mobil pabrikan Jepang masih akan memiliki daya tarik terhadap pasar, meski misalnya mobil-mobil pabrikan negara lain, yang semula umumnya sudah memiliki harga lebih murah, semakin bersaing harganya.

Menurut Bebin, perubahan harga semata belum mendorong konsumen untuk beralih ke segmen-segmen mobil non-Jepang, sebab mobil-mobil pabrikan Jepang sudah branding yang kuat di benak pasar otomotif dalam negeri. “Produsen Jepang menguasai pasar kan juga sudah lebih dari 30 tahun, kan tidak semudah itu menggoyang posisi mereka,” terang Bebin.

Selanjutnya: Sokonindo Automobile (DFSK) masih kaji wacana insentif PPnBM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×