kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini yang bakal terjadi pekan depan andai pemerintahan AS shutdown


Kamis, 24 Desember 2020 / 13:00 WIB
Ini yang bakal terjadi pekan depan andai pemerintahan AS shutdown

Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintahan Amerika Serikat (AS) terancam lumpuh setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam tidak menandatangani paket belanja senilai US$ 2,3 triliun yang sudah disetujui Kongres AS. Bila Trump ogah meneken beleid itu, berarti sebagian pemerintah federal AS mungkin harus ditutup secepatnya alias shutdown mulai Senin pekan depan, meskipun tengah bergulat dengan pandemi virus corona.

Trump belum menyatakan apa yang akan dilakukannya jika pemerintah kehabisan uang. Tetapi berkaca dari pengalaman sebelumnya penutupan pemerintahan menyebabkan puluhan ribu pekerja non-esensial diberi cuti, termasuk mereka yang berurusan dengan keselamatan publik, dipaksa bekerja tanpa dibayar.

Inilah yang terjadi jika Gedung Putih dan Kongres AS tidak dapat menyetujui rencana belanja pemerintah pada Senin pekan depan yang dikutip dari Reuters:

1. Bantuan ekonomi untuk pandemi

Tunjangan pengangguran yang dibayarkan kepada sekitar 14 juta orang Amerika melalui program pandemi akan berakhir pada hari Sabtu pekan ini. Membiarkan program ini dihentikan akan mengakibatkan hilangnya pendapatan secara tiba-tiba bagi orang-orang yang kehilangan pekerjaan karena wabah corona yang mendorong penutupan ekonomi.

Baca Juga: Wall Street: Dow Jones dan S&P 500 menguat tipis berkat klaim pengangguran membaik

2. Distribusi vaksin Covid-19

Pemerintah federal telah membeli 400 juta dosis vaksin Covid-19, atau cukup untuk 200 juta orang, dari Moderna dan Pfizer, tetapi membutuhkan dana tambahan untuk membeli lebih banyak dosis vaksin.

Mereka juga menandatangani kontrak dengan perusahaan lain untuk vaksin corona yang belum disahkan. Perusahaan swasta, termasuk McKesson, UPS dan FedEx, mendistribusikan vaksin tetapi mengandalkan staf di Departemen Pertahanan dan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan untuk mendapatkan dukungan.

Negara bagian telah menerima US$ 340 juta dari pemerintah AS untuk membantu mengimbangi biaya yang mereka tanggung dari peluncuran vaksin, tetapi mereka menghadapi kekurangan pendanaan sekitar US$ 8 miliar. Penutupan pemerintahan akan menghentikan rencana Kongres AS untuk mendistribusikan dana guna menutupi kekurangan pendanaan itu.

3. Perawatan Kesehatan

Penutupan pemerintahan sebelumnya telah menyebabkan meluasnya cuti bagi pekerja di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), salah satu lembaga yang sekarang memimpin tanggapan terhadap pandemi virus corona.

Program CDC untuk melacak wabah flu pernah dihentikan selama shut down pemerintahan tahun 2013. Namun, pada tahun 2018, pemerintah terus menjalankan program tersebut selama selama penghentian pemerintahan dengan mengatakan "tanggapan terhadap wabah penyakit yang mendesak" akan terus dilanjutkan.

Baca Juga: Donald Trump belum divaksin Covid-19 karena alasan ini



TERBARU

×