kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Tantangan yang Dihadapi Industri Migas di Era Transisi Energi Bersih


Kamis, 24 November 2022 / 05:00 WIB
Ini Tantangan yang Dihadapi Industri Migas di Era Transisi Energi Bersih

Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BADUNG. Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan bahwa industri hulu minyak dan gas bumi (migas) tengah menghadapi tantangan seiring dengan transformasi global menuju transisi energi bersih untuk mengurangi emisi CO2. 

Dalam pemaparannya Arifin menyebutkan berdasarkan laporan Emission Gap oleh United Nations Environment Programme (UNEP), emisi total pada tahun 2021 sebesar 52,8 giga ton CO2, dengan emisi energi fosil, termasuk migas menyumbang 37,9 giga ton CO2 atau hampir 72%.

Sehingga, untuk mendorong transisi energi dan menggunakan sumber daya yang lebih hijau membuat lembaga pendanaan dunia berhenti untuk membiayai proyek eksplorasi dan eksploitasi migas baru, dan memilih untuk mendanai proyek energi baru dan terbarukan.

"Perusahaan minyak dan gas perlu mengatasi transisi ini dengan mengambil langkah signifikan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dalam operasi mereka untuk mendukung dunia nol bersih," ungkap Arifin, dalam pembukaan 3rd International Convention of Indonesia Upstream Oil and Gas 2022 (IOG 2022), di Bali Nusa Dua Convention Centre pada Rabu (23/11). 

Baca Juga: Kementerian ESDM Usulkan PLTU Paiton untuk Dipensiunkan Dini

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Indonesia telah menetapkan target Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat. Dalam proses transisi energi tersebut, sektor migas memegang peranan yang sangat penting.

Kementerian ESDM melaksanakan beberapa program strategis dalam proses transisi energi tersebut, salah satunya yakni memperluas penggunaan gas sebagai bahan bakar dan bahan baku industri dengan membangun infrastruktur transmisi dan distribusi gas yang terintegrasi. 

Kemudian ada juga konversi solar menjadi gas pada pembangkit listrik dan pembangunan sarana prasarana dan pembangunan jaringan pipa gas untuk rumah tangga dan usaha kecil.

"Selain itu, gas adalah solusi yang baik untuk mengatasi masalah intermittency Energi Terbarukan Variabel," tuturnya. 

Dalam penutupan sambutannya, Arifin menyebutkan bahwa ia percaya, industri minyak dan gas dapat mengatasi semua tantangan dengan menerapkan semua teknologi, yang selanjutnya dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca menuju Net Zero Emissions.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×