Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) membeberkan sejumlah strategi dalam menjaga inflasi Indonesia agar tak bergerak liar. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, strategi dalam menjaga inflasi tak hanya dilakukan oleh otoritas moneter sendiri. Namun, juga bersinergi bersama pemerintah.
“Dengan sinergi tersebut, kami yakin inflasi umum maupun inflasi inti akan kembali ke kisaran sasaran pada tahun 2023,” tutur Perry dalam pertemuan secara daring, Kamis (22/12).
Perry pun memerinci, pertama, dari sisi moneter ada kenaikan suku bunga yang teratur. Kenaikan suku bunga acuan diharapkan mampu menjangkar ekspektasi inflasi.
Kedua, BI menjaga stabilitas nilai tukar rupiah untuk bergerak secara fundamental. Ini untuk mengendalikan inflasi dari sisi impor (imported inflation).
Baca Juga: BI Sudah Beli SBN di Pasar Perdana Sebesar Rp 144,53 Triliun Per 21 Desember 2022
Menjaga rupiah bisa dilakukan dengan triple intervention, juga dengan meningkatkan suplai valas dalam negeri.
Salah satunya, dengan kebijakan baru operasi moneter untuk membuat betah eksportir parkir devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri.
Ketiga, bersama pemerintah mengendalikan inflasi pangan. Koordinasi ini lewat Tim Pengendalian Inflasi (TPI) pusat maupun daerah, juga gerakan pengendalian inflasi pangan (GNPIP).
Dengan langkah ini, Perry yakin inflasi akan kembali ke bawah 4% yoy pada semester II-2023. Selain itu, ini juga seiring dengan faktor efek basis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News