kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Ini progres sejumlah proyek besar Bukit Asam (PTBA)


Senin, 03 Mei 2021 / 06:15 WIB
Ini progres sejumlah proyek besar Bukit Asam (PTBA)

Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah proyek hilirisasi batubara miliki PT Bukit Asam Tbk (PTBA) masih terus bergulir. Proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel 8 misalnya, kemajuannya sudah mencapai 75,6%.

Direktur Utama Bukit Asam, Suryo Eko Hadianto menyebut, proyek prestisius senilai US$ 1,6 miliar ini direncanakan akan beroperasi pada Maret 2022. Nantinya, PLTU yang merupakan bagian dari program listrik 35.000 megawatt (MW) ini akan menyerap sekitar 5,4 juta ton batuabara produksi PTBA.

Emiten pelat merah ini juga berencana menggarap proyek pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di lahan pasca tambang milik perusahaan yang berada di Ombilin, Sumatera Barat, dan Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Masing-masing lahan bekas tambang akan terpasang PLTS dengan kapasitas mencapai 200 MW. Saat ini PLTS sedang dalam tahap pembahasan dengan PLN untuk bisa menjadi independent power producer (IPP).

Baca Juga: Sariguna Primatirta (CLEO) catat pertumbuhan laba pada kuartal I

Suryo mengaku, salah satu alasan dipilihnya segmen PLTS adalah PTBA sudah memiliki lahan bekas tambang yang bisa dimanfaatkan, Tentu hal ini bisa mengurangi biaya lahan karena PLTS membutuhkan lahan yang cukup luas.

“Area bekas tambang ini harus optimal manfaatnya, karena biaya pembebasan lahan cukup mahal bagi perusahaan lain yang ingin masuk ke segmen PLTS. Namun, tidak ada cost lahan bagi PTBA. Ini salah satu strategi kenapa PLTS yang dipilih,” terang Suryo, Jumat (29/4).

Pembangunan PLTS ini akan dilakukan bertahap. Namun, PTBA menegaskan, kapasitas total nantinya akan mencapai 200 MW.

Proyek gasifikasi yang mengubah batubara menjadi dimethyl ether (DME) juga masih bergulir. Cooperation agreement antara PTBA, PT Pertamina, dan Air Products Chemical Inc juga sudah ditandatangani pada 11 Februari 2021 dan saat ini para pihak sedang dalam proses penyelesaian agreement yang lain. Nantinya, proyek ini akan membantu pemerintah dalam mengurangi impor liquefied petroleum gas (LPG).

Baca Juga: Kinerja Bukit Asam (PTBA) turun di kuartal I-2021

Emiten yang berbasis di Sumatera Selatan ini mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 3,8 triliun tahun ini. Capex ini lebih tinggi dari serapan capex tahun lalu yang hanya Rp1,3 triliun. Per kuartal pertama 2021, PTBA telah menyerap Rp 490 miliar capex.

“Serapan capex sekitar Rp 490 miliar, lebih tinggi 20% dari serapan tahun lalu. Ini  menunjukkan komitmen Perseroan untuk meningkatkan performa tahun 2021,” pungkas Suryo.

Selanjutnya: Solusi Bangun Indonesia (SMCB) jual 3,15 juta ton semen pada kuartal I

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

×