kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.924   6,00   0,04%
  • IDX 7.202   60,78   0,85%
  • KOMPAS100 1.106   11,13   1,02%
  • LQ45 878   12,09   1,40%
  • ISSI 220   0,63   0,29%
  • IDX30 449   6,48   1,46%
  • IDXHIDIV20 540   5,30   0,99%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 134   0,17   0,13%
  • IDXQ30 149   1,68   1,14%

Ini Penyebab APBN Surplus Hingga Rp 128,5 Triliun pada Maret 2023


Selasa, 18 April 2023 / 09:25 WIB
Ini Penyebab APBN Surplus Hingga Rp 128,5 Triliun pada Maret 2023

Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami surplus sebesar Rp 128,5 triliun pada Maret 2023. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, surplus APBN tersebut memberikan kontribusi 0,61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Surplus APBN pada Maret 2023 ini juga tercatat lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Pasalnya, suplus APBN pada Maret 2022 yang lalu hanya sebesar Rp 10,3 triliun.

Baca Juga: Realisasi Belanja Pemerintah Pusat hingga 31 Maret 2023 Capai Rp 347,3 Triliun

"Posisi APBN kita sampai akhir Maret masih mengalami surplus Rp 128,5 triliun," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Senin (17/4).

Menkeu menerangkan, surplus APBN pada Maret 2023 ini berasal dari pendapatan negara yang terkumpul Rp 647,2 triliun. Realisasi ini tumbuh 29% secara tahunan atau year on year (YoY) dan telah mencapai 26,3% dari target APBN 2023.

Di sisi lain, realisasi belanja negara hingga Maret 2023 telah mencapai Rp 518,7 triliun, atau mencapai 16,9% dari target belanja APBN. Realisasi belanja negara ini juga tumbuh 5,7% dari periode sama tahun lalu.

Baca Juga: Dukung Investasi Berkelanjutan, DIM Berikan Solusi Melalui Pendekatan ESG

Dengan kinerja APNN yang mengalami surplus tersebut, Sri Mulyani menuturkan, keseimbangan primer pada Maret 2023 juga surplus yang tercatat Rp 228,8 triliun. Keseimbangan primer sendiri merupakan total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×