Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru-baru ini beredar rumor bahwa dua pemegang saham terbesar PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) sedang menjajaki potensi penjualan saham perusahaan menara telekomunikasi tersebut.
Mengutip Bloomberg, perusahaan ekuitas swasta PT Provident Capital Indonesia dan anak usaha perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), yaitu PT Wahana Anugerah Sejahtera telah mengajukan proposal kepada bank terkait kemungkinan transaksi penjualan saham TBIG.
Saat ini, Wahana Anugerah Sejahtera memiliki 34% saham TBIG yang beredar sedangkan Provident Capital Indonesia memegang 22% saham perusahaan tersebut.
Baca Juga: Wilton Makmur (SQMI) catatkan penjualan 2.925 gram emas dore di semester I 2021
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, nilai transaksi penjualan saham tersebut mencapai kisaran Rp 45,3 triliun atau US$ 3 miliar. Adapun total kapitalisasi pasar TBIG sekitar US$ 5,3 miliar.
Dengan valuasi sebesar US$ 3 miliar, jika penjualan saham ini berhasil maka akan menjadi transaksi terbesar kedua di Indonesia pada tahun 2021. Di urutan pertama, terdapat merger antara Gojek dan Tokopedia yang memiliki nilai transaksi sebesar US$ 7,5 miliar.
Sejauh ini, manajemen TBIG enggan buka suara perihal rumor penjualan saham perusahaan tersebut oleh Wahana Anugerah Sejahtera dan Provident Capital Indonesia. “Sebaiknya ditanyakan ke pemegang saham kami saja. Ini bukan ranahnya manajemen,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Rabu (7/7).
Sementara itu, Head of Corporate Communications SRTG Catharina Latjuba menepis kabar penjualan saham TBIG yang hendak dilakukan oleh salah satu anak usaha Saratoga tersebut. “Saat ini Saratoga tidak memiliki rencana terkait TBIG dan oleh karenanya tidak ada informasi yang bisa kami bagikan,” ungkapnya, Rabu (7/7).
Baca Juga: Puradelta Lestari (DMAS) catatkan kinerja yang positif di semester I-2021
Terlepas dari itu, dari waktu ke waktu SRTG memang menerima minat dari beragam sumber dan berbagai pihak ketiga yang menawarkan potensi investasi maupun divestasi. Sebagai perusahaan investasi aktif, SRTG selalu mempelajari berbagai tawaran dan peluang yang ada.
Lebih lanjut, Manajemen SRTG terus berupaya mencari opsi-opsi terbaik untuk perusahaan dan para pemegang sahamnya dengan cara mempelajari semua tawaran yang masuk serta posisi yang ditawarkan. Dalam hal ini, SRTG juga selalu menunggu saat yang tepat untuk mengambil keputusan investasi maupun divestasi.
Selanjutnya: Modernland Realty (MDLN) selesaikan pembayaran obligasi jatuh tempo Rp 150 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News