kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Alokasi Capex Solusi Bangun Indonesia (SMCB) di Tahun Ini


Sabtu, 09 April 2022 / 08:00 WIB
Ini Alokasi Capex Solusi Bangun Indonesia (SMCB) di Tahun Ini

Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen semen, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) mengatakan tahun ini menganggarkan dana belanja modal ( capital expenditure/capex ) yang akan dialokasikan untuk kelangsungan operasional dan  capex  yang sifatnya strategis.

Direktur Utama SMCB, Lilik Unggul Raharjo menjelaskan besaran capex ini salah satunya akan dialirkan untuk pengembangan pelabuhan terminal khusus yang berlokasi di Tuban, Jawa Timur guna keperluan ekspor ke pasar Amerika Serikat sebesar 500.000 DWT yang rampung akhir 2023. 

"Untuk capex tahun ini, kami ada juga capex yang dialokasikan untuk hal bersifar strategik diantaranya untuk melanjutkan pembangunan proyek di Tuban. Ada juga capex yang sifatnya berkaitan dengan perkembangan berkelanjutan, seperti bagaimana menurunkan produksi CO2 dan mulai beralih pada penggunaan fuel alternatif hingga proses efisiensi melalui digitalisasi," urainya pada paparan publik yang berlangsung virtual, Jumat (8/4).

Baca Juga: Solusi Bangun Indonesia (SMCB) Catat Kenaikan Laba Bersih di Sepanjang 2021

Di sisi lain, SMCB ta hun ini optimistis melihat peningkatan penjualan, laba hingga kapasitas produksi. Namun demikian, SMCB tidak memberikan detail angka lebih jauh mengenai peningkatan kinerja yang diharapkan. Dalam proses produksi, Perseroan hanya mengungkapkan akan fokus terus memproduksi dan memenuhi kebutuhan pasar.

"Walau masih berada dalam kondisi yang menantang, yakni kenaikan harga bahan bakar, yakni batubara, hingga kenaikan listrik dan komoditas lain, kami melihat geliat ekonomi yang mulai tumbuh menjadi sebuah perkembangan yang menggembirakan. Kami masih optimistis ada pertumbuhan walau kondisi menantang," tuturnya.

Ia melanjutkan, dalam menyiasati kenaikan harga bahan bakar, pihaknya sedang aktif mencari alternatif sumber lainnya. SMCB mencatat kenaikan harga bahan bakar cukup signifikan sebab porsinya memakan 30% dari keseluruhan ongkos produksi.

Kenaikan harga ini mulai sangat terasa sejak akhir 2021 dibandingkan dengan awal 2021. Melihat kondisi ini, mau tidak mau, SMCB didorong untuk melakukan inovasi demi terjalinnya efisiensi, termasuk salah satunya beralih pada penggunaan bahan bakar alternatif.

Lilik berkata SMCB juga beruntung sebab Pemerintah menerapkan harga  domestic market obligation  (DMO) batu bara senilai US$90 per ton. SMCB mendapatkannya sekitar 70% dari harga DMO dan belum sepenuhnya.

 

"Memang ada ketetapan bahwa industri tertentu seperti semen mendapatkan DMO US$90 per ton. Dalam implementasinya, khusus untuk SMCB, kami dapatkan walau belum sepenuhnya terpenuhi yakni sekitar 70%. Mudah-mudahan, untuk selanjutnya kita full selama setahun dapat harga sesuai DMO," jelasnya.

Sebagai informasi, SMCB adalah emiten yang mayoritas sahamnya (83,52%) dimiliki dan dikelola oleh PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB) bagian dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) atau SIG.

Perseroan menjalankan usaha yang terintegrasi dari semen, beton siap pakai, agregat dan layanan pengelolaan limbah yang mengoperasikan empat pabrik semen di Narogong (Jawa Barat), Cilacap (Jawa Tengah), Tuban (Jawa Timur), dan Lhoknga (Aceh), dengan total kapasitas 14,8 juta ton semen per tahun, dan mempekerjakan lebih dari 2.000 orang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

×