kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini Alasan Pemerintah Belum Tentukan Strategi Pembiayaan APBN 2024


Senin, 28 Agustus 2023 / 06:58 WIB
Ini Alasan Pemerintah Belum Tentukan Strategi Pembiayaan APBN 2024
ILUSTRASI. pemerintah masih menanti rencana kebijakan moneter The Fed di bulan September untuk membuat strategi pembiayaan APBN 2024

Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah masih belum menentukan strategi dalam pemenuhan pembiayaan anggaran di awal tahun 2024.

Direktur Utang Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan, dalam pemenuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN), Pemerintah menerapkan strategi yang opportunistic, flexible, dan accountable.

Sehingga pemerintah belum bisa menentukan apakah menerbitkan SBN dalam denominasi valuta asing (valas) sebelum The Fed menaikkan bunga acuan pada September mendatang atau tidak, maupun menerbitkan global bonds di akhir tahun untuk kebutuhan pembiayaan tahun depan.

Meski begitu, Deni menyampaikan dengan kondisi kinerja APBN yang terus membaik hingga saat ini, terutama didukung dari pendapatan negara, Pemerintah masih memiliki likuiditas yang cukup, baik dalam mata uang rupiah dan valas.

“Oleh karena itu, Pemerintah punya fleksibilitas dalam penerbitan SBN baik di pasar domestik dan global terkait dengan timing, sizing, maupun jenis mata uangnya,” tutur Deni kepada Kontan.co.id, Jumat (25/8).

Baca Juga: Pekan Terakhir Agustus 2023, Arus Modal Asing Hengkang Rp 4,51 Triliun

Maka dari itu, Deni bilang, Pemerintah akan terus memonitor kondisi market dan mencari waktu dan kondisi yang paling tepat bagi Pemerintah selaku penerbit surat utang.

Untuk diketahui, pemerintah bisa melaksanakan prefunding di akhir tahun ini sebagai strategi pembiayaan untuk APBN di awal tahun.  Prefunding merupakan strategi pembiayaan APBN dengan penerbitan SBN dalam jumlah besar sebelum tahun anggaran dimulai.

Dihubungi secara terpisah, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto mengatakan, strategi pembiayaan di awal tahun depan akan sangat bergantung pada kondisi kas APBN di akhir tahun  ini.

“Nanti kira-kira kita masih punya saldo seberapa besar. Sehingga posisi saldo kas di akhir tahun itu akan sangat menentukan dari sisi strategi pengadaan utang kita di tahun depan,” tutur Suminto.

Adapun mengacu pada Buku II Nota Keuangan RAPBN 2023, pemerintah merencanakan akan menggunakan Saldo Anggaran Lebih (SAL) tahun depan sebesar Rp 51,4 triliun. Sedangkan untuk tahun ini, penggunaan SAL diperkirakan mencapai Rp 226,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×