kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Alasan Mandaya Hospital Belum Lirik Bisnis Rumah Sakit di Bali


Kamis, 30 Desember 2021 / 05:55 WIB
Ini Alasan Mandaya Hospital Belum Lirik Bisnis Rumah Sakit di Bali

Reporter: Venny Suryanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mandaya Hospital Group belum berniat untuk mengembangkan health tourism di Bali. Hal tersebut dilakukan karena Mandaya merupakan rumah sakit yang mengembangkan sistem smart hospital.

Konsep smart hospital tersebut juga dikembangkan melalui penyediaan peralatan medis, sistem IT canggih dan interior mewah yang di desain dengan inovatif yang di lengkapi oleh team dokter berkompeten tinggi.

Presiden Direktur Mandaya Hospital Group, dr. Ben Widjaja mengungkapkan, adanya pengembangan rumah sakit oleh BUMN yang resmi melakukan pengembangan wisata kesehatan melalui pembangunan RS Internasional Bali. .

Di mana, dengan adanya rumah sakit tersebut, diharapkan masyarakat tak akan lagi berobat ke luar negeri.

Baca Juga: Mandaya Royal Hospital menggandeng The Clinic dan Royal Brompton

Walau begitu, untuk saat ini, Mandaya belum tergerak untuk membangun health tourism di Bali. Alasannya, populasi maupun market size di Bali belum sebesar populasi yang ditargetkan oleh Mandaya

“Di samping itu Mandaya juga melihat bahwa Bali merupakan kota wisata bagi para wisatawan, kemudian kebanyakan dokter spesialis kami juga tinggal di kota-kota besar. Dari kami belum akan mengarah ke Bali,” kata Ben kepada Kontan.co.id, Rabu (29/12).

Sementara terkait rencana ekspansi di tahun depan, Mandaya akan menambah satu hingga dua rumah sakit lagi. Rencananya, penambahan rumah sakit akan dikembangkan di wilayah Jawa. Sayangnya ia belum bisa menyebutkannya saat ini.

Adapun untuk investasi yang disiapkan dalam mendorong rencana penambahan rumah sakit ini, Mandaya telah menyiapkan belanja modal sebesar Rp 2 triliun.

Baca Juga: RS Mandaya gandeng Aryaguna Technology terapkan teknologi kesehatan software E3D

“Untuk satu rumah sakit penggunaan capex sekitar Rp 1,2 triliun,” jelasnya.

Di samping itu, penggunaan capex juga akan digunakan untuk pembangunan medical center hingga beberapa klinik-klinik di beberapa wilayah.

“Klinik-klinik ini sebagai klinik rujukan untuk ke rumah sakit kita. Jadi kita kembangkan seperti Grup,” pungkas Ben.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×