kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.912   12,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Ini Alasan Kominfo Bakal Awasi Konten Netflix dan YouTube Cs


Kamis, 24 Agustus 2023 / 08:15 WIB
Ini Alasan Kominfo Bakal Awasi Konten Netflix dan YouTube Cs

Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membeberkan alasan rencana pengawasan konten terhadap konten terhadap bisnis streaming film (over the top/OTT) seperti Netflix, Youtube Cs. 

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Usman Kansong mengatakan bahwa Kominfo telah menerima banyak aduan terkait tayangan di platform OTT yang tidak sesuai norma yang ada di Indonesia. 

Selain itu, pihaknya juga mendapatkan protes dari asosiasi televisi yang merasa tidak mendapatkan keadilan terkait konten yang harus di tayangkan kepada publik. 

Baca Juga: Rapat Revisi UU ITE Kerap Tertutup, Ternyata Ini Alasannya

"Karena itu Kominfo mulai memikirkan bagaimana cara meng-handle, dan meng-treatmen konten atau film yang ada di platform OTT," kata Usman pada Kontan.co.id, Rabu (23/8). 

Usman mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan kajian terkait dengan rencana pengawasan konten terhadap platform OTT bersama dengan pihaknya terkait. Kajian ini untuk memastikan tidak agar peraturan yang tumpang tindih. 

Baca Juga: Komisi I DPR Setuju Kominfo Awasi Konten YouTube, Netflix Cs

Adapun stakeholder yang akan dilibatkan untuk membahas ini di antaranya adalah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Lembaga Sensor Film (LSF), Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), hingga penyedia platform OTT itu sendiri. 

"Kita juga mau pastikan apakah sebenarnya ini sudah diatur apa belum, kalau sudah berarti tinggal menjalankan aturannya tidak perlu bikin aturan baru, tapi kalau belum ya akan kita kaji untuk regulasinya," jelas Usman. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×