kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini alasan Inggris pertahankan aturan karantina bagi pelancong dari Prancis


Sabtu, 17 Juli 2021 / 16:40 WIB
Ini alasan Inggris pertahankan aturan karantina bagi pelancong dari Prancis

Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  LONDON. Pemerintah Inggris membatalkan rencana pelonggaran aturan virus corona bagi pelancong yang datang dari Prancis, yang seharusnya berlaku mulai Senin (19/7). Hal itu terjadi karena adanya varian Beta virus corona (Covid-19) yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan berkembang di Prancis. 

Jumat (16/7), Kementerian Kesehatan Inggris mengatakan, siapa pun yang datang dari Prancis harus dikarantina di rumah atau di akomodasi lain selama lima hingga 10 hari, bahkan jika mereka telah divaksinasi penuh terhadap Covid-19. 

Persyaratan karantina ini akan berakhir seperti yang direncanakan mulai awal pekan depan untuk pelancong yang sudah divaksinasi penuh dari negara lain dalam kategori risiko virus corona 'kuning' oleh pemerintah Inggris, yang mencakup sebagian besar Eropa. 

Asal tahu saja, saat ini, lebih dari dua pertiga orang dewasa Inggris divaksinasi penuh.

Baca Juga: Virus corona varian Delta, begini gejala dan cara penularannya

Inggris memang akan melonggarkan sebagai besar aturan yang diterapkan sebelumnya untuk menghambat penyebaran virus corona, termasuk sebagian besar kewajiban hukum untuk memakai masker. Tetapi perjalanan ke luar negeri akan tetap tunduk pada persyaratan karantina dan pengujian.

"Dengan pencabutan pembatasan pada hari Senin di seluruh negeri, kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan perjalanan internasional dilakukan seaman mungkin, dan melindungi perbatasan kami dari ancaman varian baru," kata Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid.

Sebelum pandemi virus corona, Prancis adalah tujuan wisata terpopuler kedua di Inggris setelah Spanyol, dan berita itu muncul hanya seminggu sebelum liburan sekolah dimulai di Inggris, ketika jutaan orang biasanya akan berusaha menyeberangi Selat Inggris dan berwisata ke Eropa.

Perubahan itu memicu reaksi marah dari badan penerbangan global IATA, yang mengatakan pembatasan perjalanan Inggris dan perubahan pemberitahuan singkat tidak sejalan dengan yang ada di tempat lain di dunia.

"Inggris mengukuhkan dirinya sebagai outlier dalam pendekatannya yang membingungkan untuk bepergian. Ini, pada gilirannya, menghancurkan sektor perjalanannya sendiri dan ribuan pekerjaan yang bergantung padanya," kata Willie Walsh, Direktur Jenderal Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), kepada Reuters.

Baca Juga: WHO buka lagi kemungkinan kebocoran laboratorium di Wuhan memicu wabah corona

Pengemudi truk akan terus dibebaskan dari persyaratan karantina, tetapi itu akan memengaruhi sebagian besar pelancong lain, termasuk mereka yang transit melalui Prancis dari tempat lain di Eropa.

Inggris saat ini melaporkan sekitar 10 kali lebih banyak kasus Covid-19 dari Prancis, karena penyebaran cepat varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India, tetapi memiliki sedikit kasus varian Beta yang ditemukan di Prancis.

Karantina untuk kedatangan dari Prancis adalah "tindakan pencegahan ... sementara kami terus menilai data terbaru dan melacak prevalensi varian Beta," pungkas kementerian kesehatan Inggris.

Selanjutnya: Rekor harian tertinggi baru, Thailand catat 9.692 kasus COVID-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

×