Sumber: Global Times | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China tidak akan mentolerir kritik dan komentar buruk dari negara-negara tertentu, sementara pada saat yang sama terus menikmati hubungan ekonomi mereka dengan Tiongkok.
"Negara-negara tertentu telah digunakan oleh orang lain untuk menyerang China, dan rakyat mereka hanya akan membayar harga untuk kebijakan yang salah oleh pemerintah mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian, Selasa (6/7), seperti dikutip Global Times.
Pernyataan Zhao mencerminkan kesediaan China untuk bermain keras, setelah negeri tembok raksasa terus menghadapi serangan berulang dan sanksi dari Australia.
Sejumlah produk Australia yang telah menemukan pasar utama di China menderita tahun lalu, termasuk gandum dan batubara, karena hubungan kedua negara terus memburuk.
Pada periode yang sama, ekspor kapas, daging sapi, dan batubara dari Amerika Serikat ke China meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Ketiga komoditas itu merupakan andalan ekspor Australia,
Baca Juga: Australia Barat desak pemerintah pusat untuk berhenti memusuhi China
Sejatinya, beberapa kritikus Australia telah meminta pemerintah untuk tidak membabi buta mengikuti kebijakan AS terhadap China, mengingat AS dan Australia merupakan pesaing ekspor pertanian.
Menurut Zhao, China saat ini sedang mempercepat pembangunan model pengembangan baru bersirkulasi ganda dan bertujuan untuk mencapai pembangunan berkualitas lebih tinggi di bawah kebijakan keterbukaan.
Tujuan-tujuan tersebut akan menghasilkan peluang dan ruang lingkup kerjasama yang signifikan. Dalam 15 tahun ke depan, China bakal mengimpor produk senilai lebih dari US$ 30 triliun per tahun.
“China tetap berkomitmen untuk memfasilitasi kerjasama ekonomi dan perdagangan, serta bersedia berbagi peluang pembangunan dengan negara-negara lain. Namun, saling menghormati menjadi landasan dan pengaman bagi negara-negara untuk melakukan kerjasama,” tegasnya.
Selanjutnya: Australia bawa sengketa bea masuk antidumping anggur oleh China ke WTO
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News