Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. BP plc berencana untuk berhenti memproduksi bahan bakar di Australia. Selain itu, perusahaan migas ini bakal mengubah kilang minyak Kwinana, yang terbesar di negara tersebut, menjadi terminal impor bahan bakar.
Berdasarkan pernyataan yang diberikan perusahaan, penghentian produksi ini terjadi karena ketatnya persaingan bahan bakar di pasar Asia.
BP menambahkan, pihaknya juga menghentikan operasi di pabrik yang berada di Australia Barat selama enam bulan ke depan. Hal tersebut bakal mempengaruhi 650 pekerja, tetapi tidak mengatakan berapa biaya konversi.
Baca Juga: Rekor baru! Kasus virus corona global melonjak setengah juta kasus dalam 24 jam
"Kelebihan pasokan regional dan mempertahankan margin penyulingan rendah berarti kilang Kwinana tidak lagi layak secara ekonomi," jelas perusahaan dalam sebuah pernyataan, Jumat (30/10).
Langkah tersebut dilakukan meskipun ada upaya pemerintah untuk membangun keamanan bahan bakar nasional dengan insentif sebesar A$ 2,3 miliar setara US$ 1,6 miliar kepada empat pabrik penyulingan Australia untuk tetap membuka pabrik mereka.
Saingan domestik BP, Viva Energy dan Ampol, keduanya mengatakan, sedang mempertimbangkan untuk menutup kilang mereka dan mengubahnya menjadi terminal impor bahan bakar.
Dalam upaya menjadi penyedia energi bersih, BP mengatakan pihaknya juga mempertimbangkan untuk mengembangkan Kwinana sebagai pusat energi bersih untuk memproduksi dan menyimpan bahan bakar rendah karbon, seperti solar terbarukan yang dihasilkan dari limbah.
Selanjutnya: Harga minyak mentah rebound tipis pada perdagangan pagi ini (30/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News