kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Ini 4 Kebijakan BI untuk Mendorong Inklusi Ekonomi dan Keuangan


Kamis, 21 April 2022 / 09:40 WIB
Ini 4 Kebijakan BI untuk Mendorong Inklusi Ekonomi dan Keuangan

Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memandang pentingnya inklusi ekonomi dan keuangan untuk memperkokoh perekonomian Indonesia. Bahkan, ini juga menjadi salah satu topik yang dibahas dalam keketuaan Indonesia di G20 tahun 2022. 

“Yang terpenting adalah bagaimana kita meningkatkan, akselerasi inklusi ekonomi dan keuangan, termasuk di dalam inklusi ekonomi dan keuangan syariah,” tegas Perry dalam Seminar on Financial Inclusion & Sustainable Economy, Rabu (20/4) secara daring. 

Dalam hal ini, Perry mengungkapkan 4 kebijakan yang dilakukan otoritas dalam mendorong inklusi ekonomi dan keuangan di Indonesia. 

Pertama, dengan membuat jamaah, kolektif, dan klaterisasi unit ekonomi. Menurut Perry, langkah ini bisa membantu mempromosikan usaha ekonomi bahkan dari Unit Mikro Kecil Menengah (UMKM). Dengan membentuk unit ekonomi, otoritas lebih mampu meningkatkan peran UMKM dalam perekonomian. 

Baca Juga: Selain Kebijakan Suku Bunga, Ini Enam Jurus Lain BI untuk Mendorong Perekonomian

BI pun sudah melakukan klasterisasi ini, salah satunya dengan pemberdayaan ekonomi pesantren yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Upaya ini berhasil, bahkan BI berhasil membuat holding ekonomi pesantren. 

Kedua, pendampingan dan pembangunan kapasitas UMKM. Dalam hal ini, sangat dibutuhkan untuk menambah kapasitas UMKM baik dalam hal produksi, marketing, pemilihan bahan, maupun membuat organisasi.

Ketiga, afirmasi kebijakan baik dari otoritas moneter, otoritas fiskal, maupun dari para akademisi. Perry memerinci, kebijakan dari bank sentral bisa berupa kemudahan akses finansial, promosi, dan mendorong untuk usaha berorientasi ekspor. 

Dari sisi fiskal, pemerintah bisa melakukan subsidi bunga. Sedangkan dari akademisi, bisa dengan asistensi teknikal yang akan menambah pengetahuan UMKM. 

Keempat, digitalisasi. Digitalisasi ini adalah salah satu yang terbaik. Apalagi, saat ini perkembangan teknologi digital sangat cepat sehingga bisa menjadi jembatan bagi usaha tumbuh lebih tinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

×