Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Danten Saksono Harbuwono menyebut, strategi transformasi layanan primer di Indonesia terdiri dari empat langkah.
Dimana, transformasi pelayanan primer di Indonesia, kata Dante didasarkan pada fakta bahwa sebagian besar kasus kematian per kelompok usia di Indonesia merupakan kasus yang dapat dicegah.
Maka dalam transformasi pelayanan primer, digunakan pendekatan preventif atau pencegahan. Dante mengatakan, preventif penting untuk mencegah penyakit yang terjadi per kelompok umur dalam siklus kehidupan yakni bayi, anak-anak, remaja, usia produktif dan lansia.
"Dengan preventif di layanan primer, maka penyakit kronis bisa dicegah, sehingga penyebab utamanya kematian dan beban fiskal bisa ditanggulangi," kata Dante dalam Diskusi Publik CISDI secara virtual, Senin (17/7).
Baca Juga: Penting Dipahami, Ini Gejala Awal Diabetes dan Pencegahannya Menurut Kemenkes
Transformasi layanan primer terdiri dari pertama edukasi penduduk. Ia menjelaskan, melalui langkah ini akan dilakukan penguatan peran kader, kampanye, kemudian membangun gerakan dengan platform digital dan tokoh masyarakat.
Kedua, pencegahan primer yang dilakukan lewat penambahan imunisasi rutin dati 11 menjadi 14. Tiga imunisasi yang ditambah ialah imunisasi terhadap penyakit yang berkontribusi besar terhadap kematian per kelompok usia.
"Vaksin kita tambah 3 jadi ada 14. Tiga itu adalah HPV, PCV dan Rota Virus. Gunanya HPV untuk cegah kanker servik yang banyak sebabkan kematian di Indonesia. Kita kerjakan sebagai imunisasi rutin pada anak perepuan. PCV untuk cegah kematian pada anak dengan infeksi paru dan Rota virus untuk cegah diare. Diare urutan kelima yang sebabkan kematian tertinggi," jelasnya.
Ketiga ialah pencegahan sekunder yakni dengan screening 14 penyakit dengan kematian tertinggi ditiap sasaran usia. Diantaranya dengan screening stunting, dan peningkatan Antenatal Care (ANC) atau pemeriksaan kesehatan kepada ibu dan anak.
"Ada 14 screening penyekit priotitas dan peningkatan kesehtan ibu dan anak. Pemantauan tubuh kembang, pemeriksaan kehamilan yang tadinya 4 kali sekarang jadi 6 kali termasuk dengan USG dua kali. Alat USG kita sebar di Puskesmas dan dokter di puskesmas diberikan kemampuan untuk menggunakan USG," jelas Dante.
Baca Juga: RSUD Karawang Luncurkan 7 Layanan Unggulan, Menkes : Harus Mengampu RS Lain
Keempat, meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan primer. Upaya ini dilakukan dengan revitalisasi dan standarisasi jejaring puskesmas, posyandu, laboratoriun kesehatan masyarakat (Labkesmas) serta kunjungan rumah.
Dante mengatakan, jumlah puskesmas di Indonesia hanya 7.230. Jumlah tersebut tidak mencukupi untuk melayani 270 juta penduduk Indonesia. Maka diperlukan penguatan jejaring dengan revitalisasi posyandu.
Dimana, Dante mengatakan jumlah posyandu di Indonesia ada 300.000 unit. Dengan revitalisasi puskesmas dan posyandu maka upaya preventif yang dekat langsung dengan masyarakat bisa lebih optimal.
"Kita revitalisasi posyandu, dengan revitalisasi bentuk posyandu yang tadinya hanya untuk nimbang dan ukur panjang bayi sekarang jadi struktur jejaring layanan primer bisa tensi, ukur gula, kadar kolestrol dan lainnya," imbuh Dante.
Baca Juga: Cara Menurunkan Asam Urat Alami, Jangan Lupa Hindari Makanan Tinggi Purin
Sedangkan di tingkat Labkesmas, nantinya di puskesmas akan bisa lakukan layanan laboratorium. Jika laboratorium tingkat puskesmas tidak bisa melayani maka akan diajukan ke Labkesmas, kemudian baru laboratorium tingkat provinsi atau regional dan terakhir ditingkat pusat atau nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News