Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) menaikkan proyeksi pertumbuhan Indonesia tahun ini menjadi 5,2% dari semula 5,0%.
Meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi naik, Analis makroekonomi Bank Danamon Irman Faiz meminta pemerintah tetap waspada, terutama menghadapi kondisi inflasi global dan juga perlemahan ekonomi global.
Menurut Faiz, inflasi yang ada saat ini didorong dari sisi penawaran yang biasa disebut cost push inflation (inflasi dorongan biaya). Maka jika biaya produksi terus naik akibat disrupsi rantai pasok global, pemulihan konsumsi domestik bisa terhambat.
Selain itu, disrupsi rantai pasok juga bisa menyebabkan ekonomi mitra dagang Indonesia melemah sehingga dapat mempengaruhi volume ekspor.
“Dua risiko utama itu bisa menjadi faktor penghambat pertumbuhan kita,” tutur Faiz kepada Kontan.co.id, Kamis (21/7).
Baca Juga: Asian Development Bank (ADB) Menaikkan Proyeksi Inflasi Indonesia pada Tahun Ini
Untuk itu, Faiz menyarankan pemerintah menahan harga energi saat ini dengan memberikan subsidi dan kompensasi bahan bakar minyak (BBM) kepada PT Pertamina (Persero), untuk menahan inflasi.
Selain itu, pemerintah juga diimbau untuk memastikan pasokan domestik terutama bahan pangan agar ketersediaanya aman dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut Faiz, jika ketersediaan pasokan menipis dan terjadi gangguan supply di sentra produksi, dikhawatirkan bisa pendorong utama inflasi menjadi lebih tinggi lagi.
“Disisi ekspor, pemerintah harus versifikasi ekspor ke negara lain terutama Asean agar diperkuat lagi. Ini karena kita lihat perdagangan intra untuk Asean cukup kuat dan mayoritas negara Asean juga sedang dalam pemulihan. Sehingga menjadi peluang bagi ekspor kita,” ujar Faiz.
Melansir kajian bertajuk Asian Development Outlook Supplement edisi Juli 2022, ADB menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini, seiring dengan kondisi domestik yang masih kuat.
Hal ini justru berbanding terbalik dengan Dana Moneter Internasional (IMF) justru memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini meskipun proyeksinya masih lebih tinggi dari perkiraan ADB. Lembaga tersebut memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini di kisaran 5,4% yoy, atau lebih rendah dari 5,6% yoy pada perkiraan sebelumnya.
Sementara itu, Bank Dunia memprediksi pertumbuhan Indonesia bisa turun ke 4,6% yoy tahun ini karena kondisi ekonomi global yang negatif seperti inflasi yang tinggi. Padahal sebelumnya Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia tahun ini bisa tumbuh 5,1% yoy.
Hal sama dilakukan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan ekonomi atau Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yang juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini.
Lembaga ini memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 hanya sebesar 4,7% yoy, atau lebih rendah dari perkiraan sebelumnya pada akhir tahun lalu yang sebesar 5,2% yoy.
Baca Juga: Bank Indonesia Kembali Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2022, Jadi 2,5%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News