kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Infeksi COVID-19 di wilayah Asia Selatan melampaui 30 juta


Jumat, 28 Mei 2021 / 19:10 WIB
Infeksi COVID-19 di wilayah Asia Selatan melampaui 30 juta

Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - BENGALURU. India melaporkan pada Jumat (28 Mei) 186.364 infeksi COIVD-19 baru selama 24 jam sebelumnya mencatatkan kenaikan harian terendah sejak 14 April, sementara kematian naik 3.660. Penghitungan infeksi di negara Asia Selatan itu sekarang mencapai 27,56 juta, dengan jumlah kematian 318.895, data kementerian kesehatan menunjukkan.

Penghitungan resmi India untuk infeksi virus corona harian telah menurun dalam beberapa hari terakhir, menawarkan harapan bahwa gelombang kedua surut. Tetapi ada kekhawatiran serius bahwa banyak infeksi baru tidak dilaporkan, sebagian besar karena kurangnya pengujian di pedesaan.

Infeksi COVID-19 di wilayah Asia Selatan melampaui 30 juta pada hari Jumat, menurut penghitungan data resmi Reuters. Wilayah tersebut ialah India, Bangladesh, Pakistan, Bhutan, Nepal, Maladewa dan Sri Lanka menyumbang 18 persen dari kasus global dan hampir 10 persen kematian.

Baca Juga: Waduh, mutasi virus corona di Indonesia bisa menular 3 kali lipat lebih cepat

Bulan ini, India membuka kampanye vaksinasi virus corona untuk semua orang yang berusia 18 tahun ke atas. Namun, belum mampu memenuhi permintaan vaksin meski menjadi salah satu produsen vaksin terbesar di dunia.

India telah menginokulasi orang-orangnya dengan vaksin AstraZeneca yang diproduksi secara lokal di Serum Institute of India, Covaxin yang dibuat oleh perusahaan lokal Bharat Biotech dan telah mulai meluncurkan Sputnik V asal Rusia.

Perdana Menteri Narendra Modi menghadapi kritik yang meningkat atas kegagalan mengamankan vaksin karena hanya sekitar 3 persen dari 1,3 miliar populasi India yang telah divaksinasi penuh, tingkat terendah di antara 10 negara dengan kasus terbanyak.

Untuk memenuhi permintaan domestik, India menghentikan sementara ekspor vaksin pada Maret setelah menyumbangkan atau menjual lebih dari 66 juta dosis. Penghentian tersebut telah membuat negara-negara termasuk Bangladesh, Nepal, Sri Lanka, dan banyak negara di Afrika berebut untuk mendapatkan pasokan alternatif.

Namun, India masih menghadapi kekurangan vaksin dan beberapa pemerintah negara bagiannya, dan bahkan kota-kota seperti Mumbai, telah meluncurkan tender global atau meminta pernyataan minat dari perusahaan seperti Pfizer, Moderna dan Johnson & Johnson untuk pasokan yang mendesak.

Selanjutnya: Sindrom ini bisa tingkatkan risiko terinfeksi virus corona hingga 50%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

×