Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna menggarahkan sektor otomotif, pemerintah Indonesia memberikan insentif diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) PPnBM mobil. Potongan pajak itu akan berlangsung selama sembilan bulan mulai Maret 2021. Insentif tersebut terbagi menjadi tiga tahap dan tiap tahap berlaku selama tiga bulan.
Insentif yang akan menyasar mobil dengan kapasitas 1.500 CC ini disambut baik oleh para pelaku industri multifinance. Industri multifinance pun optimistis kinerja penyaluran pembiayaan bulanan pada Maret 2021 akan membaik, terutama dari sektor otomotif.
Seperti PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) yang optimis industri pembiayaan (multifinance) masih akan terciprat berkah relaksasi pajak mobil baru sampai tiga bulan mendatang.
Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Ristiawan Suherman mengatakan, pihaknya sangat yakin, di bulan Maret 2020 ini pembiayaan kendaraan khususnya di CNAF akan mulai memperlihatkan peningkatan yang cukup menggembirakan dari sisi month on month maupun Year on Year domino efek dari Pemberlakuan berbagai macam relaksasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah juga Regulator.
"Dengan indikator di atas, CNAF sangat optimis awan kelam di bisnis Pembiayaan Automotif di tahun 2020 akan perlahan menghilang digantikan oleh sinar matahari harapan pertumbuhan positif di tahun 2021. Kita masih sangat optimis di tahun 2021 asset kelolaan juga realisasi kredit CNAF akan meningkat double digit bila dibandingkan tahun 2020," ungkap Ristiawan kepada kontan.co.id, Sabtu (20/3).
Baca Juga: PPnBM 0% berlaku, Daihatsu bukukan kenaikan SPK lebih 2 kali lipat
Ia menjelaskan, CNAF, telah merasakan sendiri naiknya permintaan kredit segmen mobil baru yang mendapat subsidi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Menurutnya, bila dilihat angka dari Applikasi pengajuan pembiayaan khususnya unit kendaraan yang masuk dalam kategori diberikan relaksasi PPnBM maka ada peningkatan cukup signifikan sekitar 58% pada tanggal kalender 20 Maret jika dibandingkan 20 Februari 2021.
Selain itu, terkait restrukturisasi Ristiawan menyebut, restrukturisasi kredit tahap pertama adalah sekitar 25% dari total portfolio kelolaan CNAF sedangkan relaksasi tahap kedua angkanya cukup sedikit dibawah 5%. Hal tersebut dikarenakan Pemberlakuan DP tinggi yang CNAF terapkan diawal Pandemi tahun 2020, jadi nasabah baru CNAF adalah yang cukup selektif dan tahan terhadap goncangan ekonomi dampak Pandemi Covid-19.
Ristiawan optimistis kenaikan permintaan pembiayaan pada Maret 2021 menjadi pertanda bahwa program pemerintah disambut positif oleh masyarakat. Harapannya, dengan pulihnya ekonomi dan lancarnya penanganan pandemi lewat vaksinasi, tren ini berlanjut setidaknya sampai Mei 2021, dan signifikan mendongkrak target pertumbuhan pembiayaan CNAF sepanjang tahun ini yang dipatok di kisaran 20%.
Pihaknya juga sangat yakin angka permintaan pembiayaan kendaraan akan lebih meningkat lagi dalam waktu dekat, terutama mendekati Hari Raya Idul Fitri yang akan jatuh di bulan Mei 2021 nanti.
Ia pun membeberkan strategi perusahaan di tahun 2021 yaitu, masih terus fokus terhadap Transformasi di sisi Digitalisasi dan Automasi untuk memastikan biaya operasional perusahaan dapat berjalan lebih efisien.
"Dengan Digitalisasi itupula, nasabah akan dilayani oleh Cnaf secara aman dan nyaman karena prosesnya cepat, tepat, Simple dan transparan juga aman krn tidak akan terlalu banyak bertemu lgs secara face to face dengan team Cnaf untuk pemrosesan pengajuan pembiayaan bahkan layanan lainnya," ujar Ristiawan.