kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri Makanan dan Minuman Kian Tertekan Akibat Kenaikan Harga Garam


Kamis, 28 Juli 2022 / 08:45 WIB
Industri Makanan dan Minuman Kian Tertekan Akibat Kenaikan Harga Garam

Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga garam industri yang terjadi saat ini memberikan tantangan tambahan bagi industri makanan di Tanah Air. Sebelumnya, industri makanan dan minuman (mamin) telah didera persoalan kenaikan harga bahan baku dan logistik. 

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman menjelaskan harga garam sebetulnya mengalami kenaikan, tetapi tidak sampai dua kali lipatnya.

Sejak 2021 harga garam sudah stabil di kisaran Rp 900 per kilogram hingga Rp 1.000 per kilogram. Namun, hasil produksi garam pada tahun lalu belum normal sepenuhnya atau berada di level 1,8 juta ton. 

“Jadi saat ini karena petani sudah melihat kemarau basah untuk 2022 maka harga (garam) sekarang sudah perlahan naik juga ke level Rp 1.500 per kilogram. Beberapa daerah sentra produksi garam yang bisa produksi saat ini hanya NTT dan Madura tetapi sedikit sekali,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (27/7). 

Baca Juga: Kinerja Emiten Kuartal Kedua Tunjukkan Belanja Konsumen Terdampak Inflasi yang Tinggi

Sementara itu, lanjut Adhi, untuk sentra produksi garam di Jawa Tengah dan Jawa Barat belum bisa produksi sehingga harga untuk Jawa Tengah dan Jawa Barat sudah menuju Rp 1.600 per kilogram dan Rp 1.700 per kilogram. 

Adhi mengatakan, kecukupan garam bukan hanya untuk industri makanan dan minuman saja tetapi untuk semua industri. Di sisi lain, tantangan usaha juga berlaku pada garam konsumsi yang menggunakan garam lokal. Selain masalah harga, juga mulai ada kesulitan untuk mencari garam di beberapa daerah.

“Untuk industri mamin sendiri baik pemakaian garam lokal mengalami kenaikan harga dan kesulitan supply karena musim, sementara untuk pemakaian garam impor mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan karena freight kapal yang melambung,” terangnya. 

Baca Juga: Pemerintah Fokus Optimalkan Lahan Ekstensifikasi Food Estate pada Tahun Depan

Adhi mengungkapkan, kenaikan harga tersebut juga merupakan bagian dari kenaikan biaya bahan baku lainnya. Di lain sisi, saat ini kenaikan harga energi dan logistik yang telah dirasakan belakangan ini masih menjadi tekanan pada industri makanan dan minuman. 

Meskipun didera banyak persoalan, industri makanan dan minuman sulit menaikkan harga jual setara dengan kenaikan bahan baku. Akibatnya, kenaikan harga bahan baku, energi, dan logistik turut menggerus margin usaha. Langkah menahan kenaikan harga jual ini dilakukan pelaku usaha untuk mempertahankan pasar disesuaikan dengan daya beli konsumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×