Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah bersiap menyambut investasi proyek hilirisasi tembaga senilai US$ 850 juta.
Deputi Bidang Investasi Bidang Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengungkapkan, pihaknya mendorong adanya hilirisasi lanjutan pada komoditas mineral termasuk tembaga.
"Ini kita ada satu investasi untuk membuat foil tembaga untuk lithium baterai. Bahan bakunya adalah katoda tembaga yang akan diproduksi Smelter Gresik milik Freeport Indonesia," kata Seto dalam Diskusi Virtual Untung Rugi Larangan Ekspor Mineral Mentah, Senin (12/6).
Baca Juga: Terbitkan Regulasi Baru, Pemerintah Perpanjang Izin Ekspor Freeport hingga Mei 2024
Seto menjelaskan, investasi proyek foil tembaga ini bisa menyerap setidaknya seperenam dari total katoda tembaga yang diproduksi smelter Gresik.
"Groundbreaking-nya mungkin akan kita lakukan minggu depan, Nilai investasinya gak terlalu besar hanya sekitar US$ 850 juta," imbuh Seto.
Seto menjelaskan, kehadiran investasi pada program-program hilirisasi tak lepas dari kebijakan pemerintah. Menurutnya, dengan mewajibkan Freeport Indonesia membangun smelter baru telah memberikan dampak pada hadirnya investasi lanjutan.
"Investasi semacam ini tidak akan masuk kalau pemerintah tidak mewajibkan Freeport untuk membangun smelter untuk tembaganya," terang Seto.
Baca Juga: Resmi Dilarang, Kegiatan Ekspor Bijih Bauksit Berhenti
Di sisi lain, Seto menilai ada sejumlah tantangan dalam program hilirisasi seperti kebijakan trade barrier oleh negara-negara Uni Eropa.
Tantangan lainnya yakni integrasi program hilirisasi seluruh komoditas. Integrasi ini diperlukan secara khusus untuk menciptakan ekosistem industri yang kompetitif.
"Karena kita bukan hanya punya nikel untuk lithium baterai, kita punya timah, kobalt, tembaga, alumunium," pungkas Seto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News