kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia resesi, Indef: Tantangan pemulihan ekonomi tahun depan masih berat


Kamis, 19 November 2020 / 05:25 WIB
Indonesia resesi, Indef: Tantangan pemulihan ekonomi tahun depan masih berat

Reporter: Venny Suryanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Indef melihat bahwa prospek pemulihan ekonomi Indonesia di tahun 2021 masih akan mengalami tantangan yang berat. Hal ini sejalan dengan ketidakpastian yang masih tinggi terkait dengan masih adanya dampak pandemi Covid-19.

Wakil Direktur Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, jika melihat dari kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia yang masih tinggi dan dibandingkan dengan beberapa negara lain, optimisme Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5% dinilai akan sulit tercapai. 

“Kami menduga bahwa Indonesia belum akan pulih ke 5% seperti perkiraan pemerintah di tahun 2021,” jelas Eko dalam diskusi secara daring, Rabu (18/11). 

Baca Juga: Sri Mulyani: UU Cipta Kerja jawaban diagnosa permasalahan ekonomi

Adapun menurutnya, pertumbuhan yang sulit tercapai ini tercermin dari beberapa indikator ekonomi. Salah satunya yakni PMI manufaktur Indonesia. Berdasarkan data Bloomberg, negara-negara yang relatif cepat pulih adalah yang berwarna hijau. Sementara Indonesia masih berwarna merah muda. Sehingga Eko menilai bahwa pemulihan ekonomi memang sedikit terjadi namun belum sepenuhnya pulih. 

Di Indonesia sendiri, pada Oktober 2020 PMI Indonesia masih tercatat dalam level kontraksi, meski meningkat tipis menjadi 47,8. 

Sehingga di tahun 2021, Eko juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya akan mencapai kisaran 2,5% hingga 3%, sebab sektor riil pada tahun depan diperkirakan masih berjalan setengah dari kapasitasnya.

“Saya memperkirakan secara umum ekonomi masih akan berjalan dengan separuh kapasitas dari kapasitas normal. Kalau pemerintah optimis 5% di tahun depan, saya kira lebih realistis setengah dari perkiraan tersebut. Ya sekitar 2,5% sampai 3% pertumbuhan itu masih memungkinkan,” katanya. 

Baca Juga: Penyerapan anggaran PEN masih rendah, Menkeu sampaikan evaluasi pelaksanaan

Sehingga untuk mencapai itu, menurut Eko penanganan pandemi Covid-19 merupakan satu kunci stabilitas sektor keuangan di tahun 2021. Adapun menurutnya, program vaksinasi di tahun depan dinilai masih akan memiliki banyak tantangan, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sulit meningkat signifikan.

Selanjutnya: Gara-gara corona, Sri Mulyani sebut belanja negara jadi bengkak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×