Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku usaha optimis terhadap ratifikasi Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komperhensif Indonesia dan EFTA (IE-CEPA) mampu menggenjot ekspor Indonesia.
Swiss menjadi negara yang paling potensial sebagai pasar ekspor Indonesia. Sebelum ratifikasi, ekspor Indonesia ke Swiss telah menunjukkan peningkatan yang drastis.
Saat perundingan IE-CEPA tahun 2015, ekspor Indonesia ke Swiss sebesar US$ 133,9 juta. Namun, pada tahun 2020 ekspor Indonesia ke Swiss melonjak tinggi.
Baca Juga: Siap ratifikasi IE-CEPA, implementasi masih tunggu sejumlah tahapan
"Tahun lalu ekspor kita ke Swiss sudah naik menjadi US$ 2,39 miliar," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (22/3).
Shinta bilang potensi pasar Swiss sangat besar dengan nilai impor sekitar US$ 250 miliar per tahun. Thailand salah satu negara yang menikmati potensi tersebut dengan nilai ekspor ke Swiss mencapai US$ 8 miliar.
Adanya IE-CEPA disebut akan lebih menguntungkan Indonesia mengingat Thailand belum memiliki perjanjian dengan Swiss. Selain itu Swiss juga berpotensi menjadi hub bagi negara di Eropa. "Jadi tinggal masalah agresivitas kita saja dalam mengekspor ke depannya," terang Shinta.
Baca Juga: Komisi VI DPR sepakati RUU ratifikasi IE-CEPA
IE-CEPA disebutkan Shinta akan menghapus bea masuk bagi 81% produk yang diperdagangkan di Swiss dengan nilai perdagangan 99%. Hampir seluruh produk Indonesia mendapatkan fasilitas tersebut dan dapat dimanfaatkan.
Selain Swiss, terdapat tiga negara lain yang masuk dalam EFTA. Antara lain adalah Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein yang juga potensial.
Selanjutnya: Bahas ratifikasi IE-CEPA di DPR, Mendag sampaikan manfaat kerja sama perdagangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News