Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. India pada Sabtu melarang ekspor gandum karena serangan gelombang panas yang membatasi produksi. Adapun sebelum larangan itu India menargetkan rekor pengiriman 10 juta ton tahun ini.
Menanggapi hal itu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, pihaknya tengah mempelajari kebijakan India tersebut. Ia menyebut, Indonesia membeli sepertiga gandum dari India. Lutfi memahami bahwa larangan tersebut untuk memprioritaskan kepentingan nasional.
“Jadi kita mengerti apa yang mereka maksud, mudah mudahan tidak terlalu lama juga supaya perdagangan internasional berjalan dengan baik juga,” ujar Lutfi di Kecamatan Makassar, Jakarta Timur, Selasa (17/5).
Lutfi memastikan pasokan gandum aman hingga tiga bulan ke depan. Nantinya, Indonesia akan kembali berkoordinasi dengan India untuk membicarakan larangan ekspor gandum tersebut.
Baca Juga: Neraca Perdagangan RI Surplus US$ 7,56 Miliar pada April 2022
“Sementara ini kita punya stok untuk 3 bulan ke depan secara aman. Kita berprinsip abis 3 bulan ini baru kita omongin ya,” ucap Lutfi.
Sebagai informasi, pembeli gandum global mengandalkan pasokan dari produsen gandum terbesar kedua di dunia setelah ekspor dari wilayah Laut Hitam anjlok menyusul invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari.
Adapun gandum berjangka Amerika Serikat (AS) dan Eropa naik hampir 6%. Pasar Chicago yang merupakan patokan global, semula mencapai batas perdagangan harian dan harga Paris mendekati level tertinggi sepanjang massa.
Tercatat per Sabtu 14 Mei harga gandum di India telah meningkat ke rekor tertinggi, di beberapa pasar spot hingga mencapai 25.000 rupee per ton, dibandingkan dengan harga dukungan minimum yang ditetapkan pemerintah sebesar 20.150 rupee.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News