kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks Dolar AS Mulai Melandai, Keperkasaan Dolar AS Pudar?


Senin, 07 November 2022 / 05:40 WIB
Indeks Dolar AS Mulai Melandai, Keperkasaan Dolar AS Pudar?

Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama mulai memudar. Drama kenaikan suku bunga yang dilakukan Federal Reserve (The Fed) dinilai telah usai membuat the greenback tersebut melemah.

Secara year to date (YTD), dolar AS memang begitu perkasa. Di mana, Indeks dolar AS (DXY) sempat berada di level tertinggi yakni 114,78, melonjak dari level 96,21 pada tercatat di awal tahun ini.

Namun, dolar AS mulai terkoreksi. Pada penutupan perdagangan Jumat (4/10), indeks dolar AS berada di level 110,88.

Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan bahwa dalam sebulan terakhir dolar AS telah menunjukkan pelemahan terhadap mata uang utama di dunia. Sebelumnya, keunggulan dolar AS didukung oleh kebijakan suku bunga tinggi, diperkirakan akan mulai mendapatkan tekanan.

"Hal tersebut disebabkan kenaikan suku bunga oleh the Fed sudah tidak jauh dari puncaknya dan ke depannya kenaikan akan lebih halus," kata Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (6/10).

Baca Juga: Rupiah Diprediksi Lanjut Melemah pada Senin (7/11)

Lukman bilang, dolar AS sejatinya masih akan kuat hingga tutup tahun ini. Sebab, rencana kenaikan suku bunga The Fed masih belum dapat dipastikan.

Alhasil, tekanan nyata baru akan dirasakan pada kuartal I-2023. Kemudian berlanjut pada kuartal II-2023, dimana dolar AS diprediksi akan melemah.

Hanya saja, Lukman bilang, proyeksi tersebut hanya skenario untuk sementara yang menilai berdasarkan kondisi saat ini. Ke depannya dolar masih akan tergantung pada tingkat inflasi AS dan data ekonomi lainnya.

Begitu juga hal yang sama pada Euro dan Poundsterling. Pergerakan kedua mata uang tersebut akan mengikuti arah dolar AS dan bersiap rebound saat pelemahan the greenback terbuka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×