kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

IMF: Aset kripto yang diterbitkan secara pribadi seperti Bitcoin punya risiko besar


Selasa, 31 Agustus 2021 / 12:29 WIB
IMF: Aset kripto yang diterbitkan secara pribadi seperti Bitcoin punya risiko besar
ILUSTRASI. IMF menyebutkan, membuat aset kripto seperti Bitcoin setara dengan mata uang nasional adalah jalan pintas yang tidak disarankan. REUTERS/Yuri Gripas.

Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Dana Moneter Internasional atau IMF menyatakan, aset kripto yang diterbitkan secara pribadi, seperti Bitcoin, memiliki risiko besar. 

"Membuatnya setara dengan mata uang nasional adalah jalan pintas yang tidak disarankan,” kata IMF di akun Twitter resminya, Sabtu (28/8), seperti dikutip Bitcoin.com.

Tweet IMF itu merujuk pada posting blog yang ditulis pada 26 Juli lalu oleh dua penasihat hukum mereka. 

Dalam posting blog berjudul Aset Kripto sebagai Mata Uang Nasional? Sebuah Langkah Terlalu Jauh, kedua penasihat hukum IMF memperingatkan risiko membuat Bitcoin menjadi legal seperti yang El Salvador lakukan. 

Baca Juga: Sempat dekati level US$ 50.000, harga Bitcoin jatuh ke US$ 46.000

"Kebijakan moneter akan kehilangan taji karena bank sentral tidak bisa menetapkan suku bunga pada mata uang asing," tulis dua penasihat hukum IMF.

Banyak orang di media sosial mengejek IMF karena menyebut bitcoin “diterbitkan secara pribadi”. Menurut mereka, mata uang fiat datang dengan lebih banyak "risiko substansial" dibanding Bitcoin. 

“Aset fiat yang dikeluarkan pemerintah seperti dollar AS memiliki risiko besar. Terutama, ketika mereka dipinjamkan oleh organisasi antarpemerintah dengan sejarah negara-negara bangkrut,” sebut salah satu pengguna Twitter.

Sementara Pendiri DTAP Capital Dan Tapiero meramalkan: "IMF tidak akan ada dalam 10 tahun mendatang".

Selanjutnya: Lupakan Dogecoin! 3 Mata uang kripto ini memiliki masa depan yang lebih cerah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×