Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) melihat jika implementasi pengendalian harga minyak goreng (migor) di pasaran masih belum maksimal pasca pelarangan ekspor CPO dan turunannya.
Sebagai informasi, pemerintah resmi melarang ekspor CPO dan turunannya sejak 28 April lalu lewat Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 22 Tahun 2022. Dalam beleid ini, kebijakan larangan ekspor akan dievaluasi secara periodik setiap bulan atau sewaktu-waktu jika diperlukan.
Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Sekjen DPP Ikappi), Reynaldi Sarijowan mengatakan hingga saat ini pengetatan pada proses distribusi belum berjalan baik sehingga harga migor masih tinggi di harga yang ditetapkan Pemerintah di angka Rp14.000 per liter.
Baca Juga: GAPKI Berharap Larangan Ekspor CPO dan Turunannya Tidak Berlangsung Lama
"Pasca larangan CPO ini, belum ada implementasi pengendalian distribusi yang baik. Untuk migor curah di pasaran, harga yang ada saat ini masih tinggi yakni sekitar Rp 20.000 dan mencapai titik harga tertinggi di Rp21.000 pada masa Lebaran kemarin. Untuk migor kemasan jelas, sudah Rp23.000 bahkan lebih di daerah Indonesia Timur. Disparitas harga ini tinggi dari yang ditetapkan Pemerintah, yakni Rp14.000," ujarnya kepada Kontan, Minggu (8/5).
Ia melanjutkan, untuk mencapai harga migor yang normal membutuhkan waktu serta memerlukan tata niaga pangan yang juga berlaku untuk komoditas lainnya.
Reynaldi berpendapat, efek larangan ekspor CPO ini juga mengancam penerimaan devisa karena pasar CPO Indonesia digantikan oleh negara lain penghasil CPO dan bahan turunannya. Tak hanya itu, hal ini juga menyulitkan negara yang bergantung pada ekspor CPO dari Indonesia.
Baca Juga: Harga Migor Tetap Melejit, Bukti Sulitnya Menaklukkan Hegemoni Sawit
"Kita juga perlu melihat apakah produksi CPO menurun karena aturan ini, mesti ditindaklanjuti kepada para produsen. Yang pasti, Pemerintah masih perlu mengetatkan lagi proses distribusi migor agar disparitas harga migor curah dan kemasan tidak terlalu tinggi dari yang seharusnya Rp 14.000," ujarnya.
Sementara itu, di Super Indo beragam migor dijual dengan beragam variasi harga, Sanco berada di angka Rp45.500 per dua liter, Fortune di angka Rp47.000 per dua liter, lalu Sania di kisaran 25.000 per liter. Salah satu pegawai menyatakan jika penurunan harga yang terjadi belum terlalu signifikan sejak kenaikan yang terjadi beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













