Penulis: Ryan Suherlan
KONTAN.CO.ID - Tanggal 5 Agustus ternyata menyimpan banyak momen bersejarah di Indonesia salah satunya tragedi Bom JW Marriot Jakarta. Tragedi JW Marriot Jakarta menjadi salah satu catatan kelam yang pernah terjadi di Indonesia.
Tragedi bom JW Marriot Jakarta juga memakan banyak korban belasan meninggal dunia hingga ratusan orang luka-luka.
Melansir dari Wikipedia Akibat tragedi bom JW Marriot tersebut membuat indeks pasar saham utama Jakarta jatuh 3,1 persen setelah serangan itu dan mata uangnya, rupiah, kehilangan sebanyak 2 persen nilainya terhadap dolar AS.
Baca Juga: 20 Link Twibbon Hari Dharma Wanita Nasional 2025 Dengan Desain Menarik
Tak heran setiap tanggal 5 Agustus, publik Indonesia selalu diingatkan pada salah satu peristiwa kelam dalam sejarah keamanan dalam negeri yaitu Tragedi Bom JW Marriot.
Kejadian memilukan ini terjadi pada tahun 2003, tepatnya di jantung kota Jakarta, dan menjadi salah satu aksi teror yang paling dikenang oleh masyarakat ibu kota dan dunia internasional.
Tragedi Bom JW Marriot terjadi pada pagi hari, saat aktivitas di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, sedang sibuk-sibuknya. Sebuah mobil berisi bahan peledak berkekuatan tinggi meledak di depan Hotel JW Marriot sekitar pukul 12.45 WIB. Ledakan tersebut menghancurkan bagian depan hotel dan menyebabkan kerusakan parah di sekitarnya.
Hotel berbintang lima yang dikenal sebagai tempat berkumpulnya ekspatriat dan pebisnis kelas atas itu sontak berubah menjadi zona bencana. Asap hitam mengepul, kaca-kaca berserakan, dan kepanikan pun langsung melanda.
Baca Juga: 5 Jersey Klub Eropa Terbaik Musim 2025-2026, Dari St. Pauli Hingga Ajax
Fakta-Fakta di Balik Tragedi Bom JW Marriot
Ada beberapa fakta penting yang mencuat dari Tragedi Bom JW Marriot ini. Pertama, bom yang digunakan adalah jenis mobil bom (car bomb) dengan daya ledak tinggi. Pelaku diketahui menabrakkan mobil yang telah dipenuhi bahan peledak ke area lobi hotel.
Kedua, pelaku diduga kuat merupakan bagian dari jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI), yang pada saat itu aktif melakukan aksi teror di berbagai wilayah Asia Tenggara. Investigasi pascaledakan langsung dilakukan oleh Densus 88 dan instansi keamanan nasional lainnya.
Korban Jiwa dan Luka-luka
Tragedi Bom JW Marriot tidak hanya meninggalkan kerusakan fisik, tetapi juga membawa luka mendalam bagi keluarga korban. Dalam peristiwa ini, tercatat 12 orang meninggal dunia, termasuk warga negara asing dan staf hotel, serta lebih dari 150 orang mengalami luka-luka, mulai dari luka ringan hingga berat.
Beberapa korban meninggal merupakan tamu hotel yang sedang melakukan aktivitas biasa, seperti makan siang dan meeting bisnis. Sementara para staf yang bekerja di bagian depan hotel menjadi korban utama karena berada paling dekat dengan pusat ledakan.
Baca Juga: Apparel Jersey Persib Bandung dari Nike Tahun 2000 Hingga Sekarang Kelme
Dampak Sosial dan Keamanan
Setelah Tragedi Bom JW Marriot, pemerintah Indonesia memperketat sistem keamanan, khususnya di tempat-tempat vital seperti hotel, pusat perbelanjaan, dan gedung perkantoran. Selain itu, kerja sama internasional dalam memberantas terorisme semakin diperkuat.
Tragedi ini juga membuka mata banyak pihak tentang pentingnya deteksi dini terhadap potensi aksi teror. Masyarakat diajak untuk lebih waspada dan aktif melaporkan hal-hal mencurigakan di sekitar mereka.
Tragedi Bom JW Marriot menjadi pengingat bahwa keamanan adalah tanggung jawab bersama. Meski peristiwa ini sudah berlalu lebih dari dua dekade, luka dan pelajaran yang ditinggalkan tetap relevan hingga kini. Setiap tanggal 5 Agustus, kita diingatkan untuk tidak lengah, menjaga persatuan, dan terus membangun Indonesia yang aman dari ancaman teror.
Selanjutnya: Harga Emas Dunia Bergerak Liar, Berpeluang ke US$ 4.000 pada Akhir 2026
Menarik Dibaca: Harga Emas Dunia Bergerak Liar, Berpeluang ke US$ 4.000 pada Akhir 2026
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News