kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hubungan AS dan China memanas di WHO, ini yang terjadi


Selasa, 19 Januari 2021 / 10:41 WIB
Hubungan AS dan China memanas di WHO, ini yang terjadi
ILUSTRASI. Hubungan Amerika Serikat dengan China memanas pada Senin (18/1/2021) di rapat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). REUTERS/Thomas Peter

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Hubungan Amerika Serikat dengan China memanas pada Senin (18/1/2021) di rapat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Reuters memberitakan, AS meminta China untuk mengizinkan tim ahli dari WHO untuk mewawancarai tenaga perawatan, mantan pasien dan pekerja laboratorium di pusat kota Wuhan. Hal ini membuat Beijing marah.

Seperti yang diketahui, tim ahli independen yang dipimpin WHO mencoba untuk menentukan asal-usul virus corona baru tiba pada 14 Januari di Wuhan di mana mereka mengadakan telekonferensi dengan rekan-rekan China selama karantina dua minggu sebelum mulai bekerja di lapangan.

Amerika Serikat, yang menuduh China menyembunyikan penyebaran awal, telah menyerukan penyelidikan yang dipimpin WHO agar "transparan" dan mengkritik persyaratan kunjungan, di mana para ahli China telah melakukan penelitian tahap pertama.

Garrett Grigsby dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, yang memimpin delegasi AS, mengatakan China harus membagikan semua studi ilmiah tentang sampel hewan, manusia, dan lingkungan yang diambil dari pasar di Wuhan, di mana virus SARS-CoV-2 diyakini muncul pada akhir 2019.

Baca Juga: WHO: Sulit mencapai herd immunity Covid-19 dalam waktu dekat

Mengutip Reuters, Grigsby mengatakan kepada Dewan Eksekutif WHO, analisis komparatif dari data genetik semacam itu akan membantu untuk "mencari sumber yang tumpang tindih dan potensial" dari wabah yang memicu pandemi Covid-19.

“Kami memiliki tugas serius untuk memastikan bahwa penyelidikan kritis ini kredibel dan dilakukan secara objektif dan transparan,” kata Grigsby, yang juga merujuk pada varian virus yang ditemukan di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.

Baca Juga: Hanya dalam 5 hari, China selesaikan pembangunan rumah sakit darurat akibat Covid-19

Sun Yang, direktur jenderal kantor tanggap darurat kesehatan dari Komisi Kesehatan Nasional China, mengatakan kepada dewan: "Studi asal virus bersifat ilmiah. Perlu koordinasi, kerja sama. Kita harus menghentikan tekanan politik apa pun."

Delegasi Australia juga meminta tim WHO untuk memiliki akses ke data, informasi, dan lokasi utama yang relevan.

"Tidak ada jaminan jawaban," kata kepala darurat WHO Mike Ryan kepada wartawan Jumat lalu. “Ini adalah tugas yang sulit untuk menentukan asal-usul sepenuhnya dan terkadang perlu dua atau tiga atau empat kali percobaan untuk dapat melakukannya dalam pengaturan yang berbeda.”

Selanjutnya: Tim WHO yang selidiki asal muasal virus Covid-19 di China harus karantina 2 minggu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×