kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hippindo: Sektor Ritel Paling Sepi Setelah Lebaran


Rabu, 12 Juli 2023 / 06:30 WIB
Hippindo: Sektor Ritel Paling Sepi Setelah Lebaran

Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Hippindo (Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia) Budihardjo Iduansjah mengatakan bulan Juni dan Juli menjadi waktu yang cukup kritis bagi pelaku usaha di bidang ritel.

Ini juga terlihat dari laporan Bank Indonesia (BI) terkait Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juni 2023 yang turun menjadi 127,1. Padahal di bulan Mei berada pada angka 128,3.

Meski begitu, Budihardjo mengatakan apa yang terjadi adalah hal lumrah, bahwa setelah lebaran memang omzet ritel biasanya akan turun.

Baca Juga: Hippindo Sebut Penjualan Ritel Meningkat 30% pada Momentum Libur Lebaran

“Ritel itu paling sepi memang kalau habis Lebaran, ya pendapatan pasti turun. Karena memang ramenya nanti menjelang hari Natal,” kata Budihardjo saat dihubungi Kontan (11/07).

Walau omzet tak bertambah, Budihardjo mengatakan para pelaku usaha yang tergabung dalam Hippindo, tak berdiam diri begitu saja.

“Sekarang, kemudian di bulan 8 (Agustus) bisa dibilang masa ‘kering-keringnya’, maka dari himpunan, kami buat Indonesia Great Sale atau Hari Belanja Diskon,” jelas dia.

“Hari Belanja Diskon itu diikuti seluruh brand di Indonesia dengan tujuan meningkatkan omzet ya. Jadi brand-brand ini omzetnya bisa naik kembali, itu yang kita lakukan,” tambahnya.

Penurunan omzet itu jelas Budihardjo juga berkaitan dengan masa anak-anak masuk sekolah atau back to school, sehingga para ibu lebih memilih menabung dan menggunakan uang untuk membayar uang pangkal.

Tapi Budihardjo mengatakan tak perlu khawatir karena fluktuasinya akan kembali naik.

“Jadi nanti akan naik lagi di 8 (Agustus) ya berdasarkan ritme fluktuasinya, turun lagi bulan 9 (September) dan bulan 10 (Oktober). Mulai naik lagi bulan 11 (November) dan bulan 12 (Desember),” kata dia.

Namun ia memberi catatan, khususnya untuk retail di bidang pakaian. Meski sudah terbebas dari Covid-19, sampai 2023 ini Hippindo mencatat retail pakaian belum 100 persen pulih.

Baca Juga: Jurus Industri Fashion Dongkrak Omzet pada Kuartal III-2023

“Posisi masih di 85, ya meskipun sekarang sudah tidak Covid, tapi ini dikarenakan banyak faktor. Utamanya karena sekarang banyak barang-barang yang dijual secara live shopping, ya jadi orang shopping bisa langsung lihat baju begitu dari aplikasi,” jelas dia.

Ia juga menyinggung masih banyak pakaian yang masuk ke Indonesia lewat cara thrifting. Karena menurutnya kebanyakan adalah barang bekas yang menyelundup dari luar negeri, sehingga menutup persaingan sehat di dalam negeri.

“Kemudian banyaknya pakaian-pakaian yang tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) yang beredar di pasaran, sehingga lebih murah dan tidak perlu produsennya tidak perlu bayar pajak,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×