kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga September 2020, Penjualan Ancora Indonesia Resources (OKAS) Melandai


Jumat, 17 Desember 2021 / 07:45 WIB
Hingga September 2020, Penjualan Ancora Indonesia Resources (OKAS) Melandai

Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai dengan September 2021, PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) mencatatkan kinerja penjualan minus 8% yoy dari sebelumnya US$ 84,52 juta di periode berjalan yang berakhir pada September 2020 menjadi US$ 77,30 juta di akhir September tahun ini. 

Direktur Utama Ancora Indonesia Resources, Rolaw P. Samosir menjelaskan penurunan penjualan yang terjadi sampai dengan September 2021 disebabkan menurunnya penjualan barang dagangan Amonium Nitrat dan bahan peledak pada anak usaha OKAS, PT Multi Nitrotama Kimia (MNK). Selain itu, juga terjadi penurunan jasa perawatan sumur minyak (workover of oilwell) di PT Bormindo Nusantara (BN).

"Penjualan Multi Nitrotama Kimia turun 11% yoy menjadi US$ 66,6 juta dari sebelumnya US$ 77,89 juta. Di periode ini volume produksi amonium nitrat mengalami penurunan dari sebelumnya 79.787 ton di September 2020 menjadi 77.713 ton di September 2021," jelasnya dalam paparan publik secara virtual, Kamis (16/12). 

Volume trading produk amonium nitrat terjadi kenaikan dari sebelumnya 1.770 ton di periode 9 bulan 2020 menjadi 4.053 ton di periode yang sama tahun ini. Kemudian di segmen emulsi & blasting, tercatat penjualannya turun signifikan atau 45% yoy dari sebelumnya US$ 9 juta di akhir September 2020 menjadi hanya US$ 4,9 juta di periode yang sama 2021. 

Di sisi lain, volume penjualan di segmen aksesoris juga terkontraksi. Di periode 9 bulan tahun ini, volume assembly yang dibukukan Multi Nitrotama Kimia sebanyak 2,5 juta pcs dari sebelumnya 2,8 juta pcs di September 2020. Adapun volume trading-nya juga turun 24,8% yoy menjadi 977.000 pcs dari 1,3 juta pcs di akhir September 2020. 

Baca Juga: Ancora Indonesia Resources (OKAS) catat kenaikan penjualan di semester I 2021

Pada anak usaha OKAS yang lain, PT Bormindo Nusantara yang bergerak di jasa pengeboran migas mencatatkan kenaikan level utilisasi rig  menjadi 30% di September 2021 dari sebelumnya 28,7% di September 2020. Adapun di periode ini Bormindo Nusantara mengoperasikan 4 rig. 

Dengan naiknya utilisasi, pendapatan Bormindo tumbuh 15% yoy menjadi US$ 7,64 juta. Namun, rugi bersih yang dicatatkan Bormindo semakin besar atau naik 18% yoy menjadi US$ 2,23 juta.

Pada periode berjalan hingga September 2021, OKAS membukukan kenaikan laba kotor sebesar 30% yoy menjadi US$ 15,74 juta dari sebelumnya US$ 12,13 juta di periode yang sama di tahun sebelumnya.  Rolaw memaparkan, naiknya laba kotor disebabkan oleh naiknya laba kotor amonium nitrat yang diproduksi karena harga ammonia yang turun dan meningkatnya volume penjualan asam nitrat di Multi Nitrotama Kimia dan membaiknya utilitas rig di Bormindo Nusantara.

Namun, karena terjadi kenaikan beban usaha 15% yoy menjadi US$ 9,6 juta, EBITDA Ancora Indonesia hanya tumbuh 5% yoy menjadi US$ 10,55 juta. Di periode ini, OKAS mencatatkan rugi sebelum pajak naik mencapai 488% yoy dari sebelumnya US$ 412.000 di September 2020 menjadi US$ 2,24 juta. Sedangkan, rugi bersih komprehensifnya naik 75% menjadi US$ 4,14 juta. 

 

Pada akhir September 2021, OKAS mencatatkan total aset senilai US$ 162,04 juta dengan total liabilitas US$ 163,04 juta dan total ekuitas (defisiensi modal) sebesar minus US$ 1 juta. 

Pada pos aset tidak lancar, mengalami penurunan 30% dibandingkan Desember 2020 atau senilai US$ 3,7 juta menjadi US$ 4,33 juta. Rolaw menjelaskan, turunnya aset tidak lancar disebabkan penurunan PPN masukan selama tahun berjalan dibandingkan tahun lalu yang sejalan dengan penurunan pembelian bahan baku dan suku cadang, serta penurunan aset pajak tangguhan.

Pada periode ini pula, utang usaha OKAS meningkat 16% dibandingkan Desember 2020 menjadi US$ 22,45 juta karena reklasifikasi utang pihak berelasi dari jangka panjang. 

Di sisi lain, liabilitas jangka panjang lainnya menurun hingga 52% dari sebelumnya US$ 11,75 juta di 31 Desember 2020 menjadi US$ 5,59 juta karena pembayaran utang dan reklasifikasi ke liabilitas jangka pendek dan realisasi pembayaran atas cadangan imbalan kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×