kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga April 2021 defisit APBN sebesar Rp 138,1 triliun, ini penyebabnya


Senin, 24 Mei 2021 / 20:40 WIB
Hingga April 2021 defisit APBN sebesar Rp 138,1 triliun, ini penyebabnya

Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Realisasi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir bulan April 2021 mencapai Rp 138,1 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 0,83% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Berdasarkan laporan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), defisit terjadi akibat penerimaan negara yang hanya tumbuh 6,5% secara year on year (yoy) atau setara Rp 585 triliun. Sementara, belanja negara tumbuh hingga 15,9% yoy mencapai Rp 723 triliun.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penerimaan pertumbuhan realisasi penerimaan negara masih tipis karena penerimaan pajak. Hingga akhir April 2021, setoran pajak yang terkumpul hanya Rp 374,9 triliun, atau kontraksi 0,5% yoy.

Kendati demikian, penerimaan kepabeanan dan cukai bisa menopang penerimaan negara dengan realisasi sebesar Rp 78,7 triliun, atau tumbuh 36,5% yoy. Sejalan, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) juga mencapai Rp 131,1 triliun, naik 14,9% secara tahunan.

Dari sisi belanja negara, Sri Mulyani menyebut, sepanjang Januari-April 2021 telah disokong oleh belanja pemerintah pusat yang tumbuh 28,1% yoy dengan realisasi Rp 489,8 triliun. 

Rinciannya belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp 278,6 triliun, tumbuh 37,2% yoy. Belanja non-K/L capai Rp 211,3 triliun, naik 17,3% yoy. Sedangkan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) hanya Rp 233,3 triliun atau turun 3,4% yoy.

Baca Juga: Utak-atik struktur kantor pajak, Menkeu akan optimalisasikan 80%-85% penerimaan pajak

Lebih lanjut, Sri Mulyani bilang, belanja modal dan belanja barang mampu mengakselerasi ekonomi Indonesia hingga April 2021 dengan pertumbuhan masing-masing 132,4% yoy dan 87,1% yoy. 

Belanja barang diarahkan untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat melalui bantuan sosial, subsidi, hingga vaksinasi. Sedangkan belanja modal seiring dengan realisasi anggaran infrastruktur yang sempat tertunda tahun lalu dan diimplementasikan di tahun ini.

Adapun pembiayaan anggaran hingga akhir April 2021 sudah sebesar Rp 392,2 triliun atau setara dengan 39% dari outlook akhir tahun ini sebesar Rp 1.006,4 triliun. 

Sri Mulyani menekankan, tahun ini pemerintah tetap berusaha menjaga agar defisit APBN sesuai target yakni 5,7% terhadap PDB.

“APBN all out dari kuartal I-2021 hingga April. Betul-betul membaik ke arah ekonomi kita dari negatif untuk masuk ke zona positif,” tegas Sri Mulyani saat Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI, Senin (24/5).

Selanjutnya: Tahun depan, anggaran infrastruktur mencapai Rp 450 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×