kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hingga akhir tahun, ekonom ini ramal BI tahan suku bunga di level 3,5%


Selasa, 25 Mei 2021 / 08:50 WIB
Hingga akhir tahun, ekonom ini ramal BI tahan suku bunga di level 3,5%

Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri memperkirakan Bank Indonesia (BI) masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5% bahkan hingga akhir tahun 2021. 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, keputusan ini dipertimbangkan bahwa BI masih akan berupaya menjaga nilai tukar rupiah di tengah peningkatan kembali ketidakpastian di pasar keuangan global.

“The Fed sudah memberikan sinyal kemungkinan akan membicarakan perihal tapering off lebih cepat dari sebelumnya, seiring dengan membaiknya data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) terkini, terutama inflasi,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Senin (24/5). 

Baca Juga: Ekonom proyeksi Bank Indonesia (BI) kembali tahan suku bunga acuan di level 3,5%

Sementara itu, dari sisi domestik, diperkirakan inflasi pada periode Ramadan atau pada bulan Mei 2021 akan naik. Dari sisi komoditas, selain pangan, inflasi juga disumbang dari komoditas emas. 

Ketidakpastian di pasar keuangan menaikkan harga emas, karena meningkatnya permintaan. Nah, pergerakan inflasi ini juga yang akan membatasi ruang penurunan suku bunga acuan dalam bulan ini. 

Di sisi lainnya, neraca transaksi berjalan pada kuartal I-2021 kembali ke posisi defisit setelah sebelumnya mencatat surplus pada kuartal III-2020 dan kuartal IV-2020. Hal ini, seiring dengan proses pemulihan ekonomi domestik. 

Ke depan, Faisal masih melihat BI akan menahan suku bunga acuan di level 3,50% hingga akhir tahun 2021. 

Selanjutnya: Risiko taper tantrum buat Sri Mulyani memikirkan strategi pembiayaan yang tepat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×