kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Hati-Hati Jika Melancong ke Luar Negeri, 35 Negara Larang Penggunaan Vape


Sabtu, 18 Februari 2023 / 09:50 WIB
Hati-Hati Jika Melancong ke Luar Negeri, 35 Negara Larang Penggunaan Vape

Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Para pengguna vape dapat didenda berat atau menghadapi penjara di beberapa hotspot liburan di seluruh dunia.

Mengutip www.news.com.au, merek Vape Blo Bar pada Januari lalu merilis negara-negara dunia di mana para pelancong perlu berhati-hati saat mereka liburan ke luar negeri.

Ada 35 negara yang memiliki peraturan atau larangan menggunakan vape. The Sun melaporkan, Thailand memiliki undang-undang penggunaan vape paling ketat yang dapat membuat seseorang dipenjara hingga 10 tahun karena tindakan tersebut.

Turis yang sedang berlibur di Kolombia atau Iran tidak akan dapat melakukan vape di ruang publik karena itu ilegal.

Meskipun tidak ilegal untuk melakukan vape di Turki, membeli rokok elektrik di negara tersebut adalah ilegal.

Di beberapa negara aturannya jauh lebih ketat, dengan larangan lengkap diberlakukan di Argentina, Brasil, Korea Utara, dan Nepal.

Di Qatar, penggunaan vape telah dinyatakan ilegal sejak 2014. Dan siapa pun yang melanggar hukum dapat didenda hingga 10.000 Riyal (sekitar Rp 40,544 juta), atau menghadapi maksimal tiga bulan penjara.

Baca Juga: Emiten Produsen Rokok Masih Terbebani Naiknya Tarif Cukai

Thailand memiliki beberapa undang-undang yang paling ketat bagi siapa pun yang ketahuan menggunakan vape.

Turis menghadapi hukuman penjara hingga 10 tahun jika ketahuan menggunakan rokok elektronik, atau menghadapi denda 30.000 baht (Rp 13,500 juta).

Sedangkan Australia memiliki peraturan ketat tentang vape dengan nikotin, yang harus dengan resep dokter.

Siapa pun yang tidak memilikinya dapat didenda hingga A$ 222.000 sementara beberapa negara bagian memberlakukan hukuman penjara hingga dua tahun.

Menurut The Guardian, tetapi pemasok telah menyiasatinya dengan menghapus "nikotin" dari daftar bahan, meskipun produk mereka mengandungnya.

Anda juga dapat dikenakan denda karena penggunaan vape di Bhutan dan Turkmenistan. Bahkan, Anda akan didenda jika memberikan produk tembakau sebagai hadiah.

Sementara di Singapura, wisatawan dilarang membawa vape ke negara tersebut.

Baca Juga: Ada Sabu pada Liquid Vape, APEI Ajak Pelaku Industri Perangi Penyalahgunaan Narkoba

Mengutip laman Singapore Legal Advice, vape dinyatakan ilegal sejak 1 Februari 2018. Selain itu, mengimpor alat vape mulai 1 Agustus 2016 adalah ilegal.

Ini berarti membeli alat vape secara online dan mengirimkannya ke Singapura untuk penggunaan pribadi adalah ilegal. 

Mereka yang melanggar aturan tersebut dapat dikenakan denda hingga S$ 10.000 dan/atau penjara hingga 6 bulan. Pelanggar berulang dikenakan denda hingga S$ 20.000 dan / atau penjara 12 bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

×