kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Hati-hati! Jika Inflasi Terus Naik, BI Bisa Lebih Agresif Naikkan Suku Bunga Acuan


Jumat, 09 September 2022 / 05:40 WIB
Hati-hati! Jika Inflasi Terus Naik, BI Bisa Lebih Agresif Naikkan Suku Bunga Acuan

Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat S&P memperingatkan, bila roda inflasi terus bergulir, bisa saja Bank Indonesia (BI) lebih agresif dalam mengetatkan kebijakan moneternya. 

"Peningkatan inflasi ini bisa menjadi pemicu bagi bank sentral untuk meningkatkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Karena peningkatan inflasi," tutur Ekonom S&P Wilayah Asia Pasifik Vishrut Rana dalam pertemuan daring bertajuk Indonesia Braces For Turbulence, Kamis (8/9). 

Menurut perhitungan Rana, inflasi Indonesia pada tahun 2022 akan melampaui batas atas sasaran BI yang sebesar 4% secara tahunan atau lebih tepatnya di level 4,1% secara tahunan. Salah satu yang mendorong peningkatan inflasi adalah keputusan pemerintah dalam menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). 

Baca Juga: S&P: Inflasi Inti Indonesia Berpeluang Meningkat Ke Depan

Selama ini, sumbangannya terhadap inflasi belum terlalu besar karena pemerintah memasang jaring pengaman berupa subsidi dan kompensasi energi. 

Namun, dengan keputusan pemerintah untuk tak menambah subsidi BBM dan menaikkan harga BBM jenis pertalite, solar bersubsidi, dan bahkan BBM non subsidi jenis Pertamax, maka inflasi berpotensi bergerak lebih tinggi. 

"Sekarang subsidi energi sudah dikurangi, sehingga kami melihat ini bia menambah inflasi 0,5% poin pada tahun 2022 dan bisa memberikan dampak lanjutan meski sedikit pada inflasi pada tahun 2023," jelasnya. 

Selain itu, inflasi umum juga disundut oleh peningkatan harga pangan. Ada juga faktor kemungkinan peningkatan inflasi inti. Tak melulu menjadi momok, naiknya inflasi inti ini menunjukkan adanya peningkatan permintaan dalam negeri, seiring dengan progres pemulihan ekonomi yang terjadi di Indonesia. 

Baca Juga: Tantangan dan Solusi Mengatasi Potensi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi di 2022 & 2023

Sejalan dengan ini, S&P memperkirakan suku bunga acuan BI pada akhir tahun 2022 akan berada di level 4,00%. Dengan demikian, masih ada peluang bagi BI untuk kembali menaikkan suku bunga acuan, setelah pada Agustus 2022 lalu BI mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

×