Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech berhasil memicu respons kekebalan tubuh dengan cepat meskipun tingkat antibodi yang dihasilkan lebih rendah daripada orang yang telah pulih dari penyakit tersebut. Hal itu ditunjukkan dari hasil uji klinis yang dipublikasikan Sinovac pada Rabu (18/11).
Namun, para peneliti mengatakan vaksin bernama CoronaVac itu dapat memberikan perlindungan yang cukup, berdasarkan pengalaman mereka dengan vaksin lain dan data dari studi praklinis terhadap kera.
Studi ini menjadi panas setelah berita optimis bulan ini dari pembuat obat AS Pfizer dan Moderna serta Rusia yang menunjukkan vaksin eksperimental mereka lebih dari 90% efektif berdasarkan data sementara dari uji coba tahap akhir dalam skala yang lebih besar.
Baca Juga: AS intip latihan militer China dengan mengirim pesawat bomber B1-B Lancer
CoronaVac dan empat vaksin eksperimental lainnya yang dikembangkan di China saat ini sedang menjalani uji coba tahap akhir untuk menentukan keefektifannya dalam mencegah Covid-19.
Temuan Sinovac, yang diterbitkan dalam makalah yang ditinjau oleh rekan sejawat di jurnal medis The Lancet Infectious Diseases, berasal dari hasil uji klinis Fase I dan Fase II di China yang melibatkan lebih dari 700 peserta.
“Temuan kami menunjukkan bahwa CoronaVac mampu memicu respons antibodi yang cepat dalam empat minggu setelah imunisasi dengan memberikan dua dosis vaksin pada interval 14 hari,” Zhu Fengcai, salah satu penulis makalah tersebut, dikutip Reuters, Rabu (18/11).
Zhu menambahkan, pihaknya yakin bahwa CoronaVac cocok untuk penggunaan darurat selama pandemi. Para peneliti mengatakan temuan dari uji klinis tahap akhir, atau uji coba fase III, akan sangat penting untuk menentukan apakah respons kekebalan yang dihasilkan oleh CoronaVac cukup untuk melindungi orang dari infeksi virus corona. Sinovac saat ini menjalankan uji klinis Tahap III di Indonesia, Brasil, dan Turki.
Baca Juga: Beijing dan Canberra kembali terlibat perang kata-kata, ada apa?
Profesor Universitas John Hopkins Naor Bar-Zeev mengingatkan hasil harus diinterpretasikan dengan hati-hati sampai hasil uji klinis tahap akhir dipublikasikan. "Meski begitu, setelah uji klinis tahap akhir dan setelah perizinan, kita harus tetap berhati-hati," ujarnya.
CoronaVac adalah satu dari tiga vaksin COVID-19 eksperimental yang telah digunakan China dan disuntikkan ke ratusan ribu orang di bawah program penggunaan darurat. Dua vaksin lainnya adalah CanSino dan Sinopharm.