kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   23.000   1,19%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Harga minyak tertekan tingginya tingkat inflasi Amerika Serikat


Selasa, 16 November 2021 / 07:25 WIB
Harga minyak tertekan tingginya tingkat inflasi Amerika Serikat

Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia mulai memasuki tren penurunan. Kenaikan inflasi Amerika Serikat (AS) jadi pemicu utama penurunan harga minyak. 

Mengutip Bloomberg, Senin (15/11), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) di pasar Nymex menurun 0,77% ke US$ 80,17 per barel. Dalam sepekan harga minyak menurun 2,15%. Bahkan, harga minyak tertinggi di pekan lalu sempat berada di US$ 84,15 per barel. Sementara, sejak awal tahun harga minyak masih naik 68%. 

Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya mengatakan pelemahan harga minyak dipicu laporan inflasi AS yang lebih tinggi dari ekspektasi. Tercatat, inflasi AS yang tergambar dari data CPI melonjak 6,2% di Oktober. Angkat tersebut jauh lebih tinggi dari perkiraan pasar yang sebesar 5,9%.

"Inflasi yang lebih tinggi meningkatkan kekhawatiran akan turunnya daya beli masyarakat terhadap bahan bakar di AS," kata Andian.

Baca Juga: Harga minyak naik, imbas meningkatnya desakan bagi Biden untuk pakai cadangan darurat

Sementara, sejauh ini, Andian belum melihat ada sentimen positif yang bisa mendukung harga minyak kembali naik. Penyebabnya, Presiden AS Joe Biden beberapa bulan sebelumnya sempat meminta OPEC+ meningkatkan produksi untuk mendukung turunnya harga minyak mentah, walau tidak dipenuhi oleh OPEC+ pada pertemuan bulan November kemarin. 

Meski begitu, adanya keinginan AS meminta OPEC+ menaikkan produksi, membuat prospek harga minyak masih berpotensi menurun.

Di akhir tahun, Andian memproyeksikan harga minyak berpotensi stabil atau tidak turun signifikan. Sentimen positif datang dari permintaan minyak yang juga tinggi karena diperlukan bahan bakar untuk menghadapi musim dingin di negara-negara 4 musim.

Andian melihat permintaan minyak tersebut dapat membantu harga minyak bertahan atau bahkan berpotensi menaikkan harga minyak bila tidak ada kenaikan produksi minyak yang berlebihan. Andian mengekspektasikan harga minyak di akhir tahun ini berada di kisaran US$ 78 per barel.

Selanjutnya: Harga minyak kompak melemah, terseret penguatan dolar AS di pagi ini (12/11)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

×